Sebelum menjadi bagian dari Snapchat, Strong.Codes membuat software yang akan mencegah sebuah produk dibongkar oleh pihak lain yang ingin mempelajari cara untuk meniru atau membuat produk tersebut. Engadget menyebutkan, proses rekayasa balik bukanlah sesuatu yang asing bagi Snap, yang sebelum ini telah mengaku sadar adanya risiko media sosial lain meniru fitur-fitur pada Snapchat.
Risiko itu menjadi nyata ketika Facebook meniru fitur "story" dari Snapchat ke media sosial dan aplikasi messaging mereka, mulai dari Instagram hingga WhatsApp. Fiturnya ditiru bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi oleh Snap. Terkadang, ada aplikasi yang meniru Snapchat persis, seperti Snow dari Korea Selatan.
Dalam laporan keuangan pertama Snap pada bulan Mei, Co-founder Snapchat, Evan Speigel berkata, "Jika Anda ingin menjadi perusahaan yang kreatif, Anda harus bersiap menghadapi fakta bahwa orang-orang akan meniru produk Anda jika Anda sukses membuat sesuatu yang hebat."
Meniru mungkin adalah salah satu bentuk pujian dan selalu ada kemungkinan para pesaing Snapchat meniru produknya tanpa melakukan rekayasa balik. Namun, dengan akuisisi ini, Snap telah mempersulit para pesaingnya untuk meniru fitur yang merek tawarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id