Foto: Zebra
Foto: Zebra

Optimasi Workflow Cerdas Dongkrak Pendapatan Manufaktur Global

Mohamad Mamduh • 27 Desember 2025 16:49
Jakarta: Di tengah tekanan ekonomi global dan persaingan pasar yang semakin ketat, investasi teknologi di lantai pabrik terbukti bukan lagi sekadar upaya efisiensi operasional, melainkan pendorong utama pertumbuhan pendapatan perusahaan.
 
Sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa produsen yang sukses menerapkan operasi cerdas (intelligent operations) mencatat kinerja keuangan yang jauh melampaui rekan-rekan mereka yang lambat beradaptasi.
 
Laporan bertajuk Elevating Manufacturing Value: The Impact of Intelligent Operations yang diterbitkan oleh Zebra Technologies dan Oxford Economics, menyoroti korelasi langsung antara modernisasi alur kerja dan keuntungan finansial.

Berdasarkan survei terhadap 400 pengambil keputusan manufaktur di seluruh dunia, studi ini menemukan bahwa organisasi yang melakukan perbaikan berarti pada alur kerja mereka melaporkan pertumbuhan pendapatan rata-rata 2,4 poin persentase lebih tinggi dibandingkan organisasi yang tidak melakukan perbaikan serupa selama setahun terakhir.
 
Tidak hanya pendapatan, profitabilitas juga terdongkrak. Perusahaan yang mengadopsi teknologi cerdas mencatat profitabilitas rata-rata 1,4 poin persentase lebih tinggi dibandingkan yang tidak. Dampak positif ini bahkan meluas ke seluruh ekosistem rantai pasok. Organisasi mitra dalam rantai pasok yang turut melakukan perbaikan alur kerja melihat pertumbuhan pendapatan 2 poin persentase lebih tinggi dan profitabilitas 1,7 poin persentase lebih tinggi.
 
Laporan tersebut memberikan ilustrasi dampak finansial yang mencengangkan jika diterapkan pada skala besar. Jika 20 perusahaan manufaktur teratas dalam daftar Forbes Global 2000—yang secara kolektif menghasilkan pendapatan USD4,1 triliun—berhasil mencapai perbaikan alur kerja yang berarti, mereka berpotensi melihat peningkatan pendapatan agregat sebesar USD100 miliar.
 
Angka ini diterjemahkan menjadi rata-rata tambahan pendapatan sebesar USD5 miliar (kenaikan 2,4%) dan tambahan keuntungan sebesar USD200 juta untuk setiap produsen raksasa tersebut. Temuan ini menegaskan bahwa intelligent operations memiliki potensi untuk membuka nilai ekonomi yang masif yang selama ini tersembunyi di balik inefisiensi operasional.
 
Keuntungan finansial ini didorong oleh lonjakan produktivitas tenaga kerja. Produsen yang mengimplementasikan perbaikan alur kerja melaporkan peningkatan produktivitas karyawan rata-rata sebesar 19%. Hal ini dicapai melalui investasi teknologi yang signifikan, ketika produsen rata-rata mengalokasikan 69% anggaran TI mereka untuk perangkat, perangkat lunak, dan teknologi otomasi.
 
Tujuan bisnis di balik investasi ini berbeda-beda antar sub-sektor. Manufaktur diskrit, seperti produsen elektronik dan otomotif, menempatkan profitabilitas dan Return on Investment (ROI) sebagai prioritas utama. Di sisi lain, manufaktur proses, seperti industri makanan dan minuman, lebih memprioritaskan peningkatan kualitas produk demi mematuhi regulasi kesehatan dan keselamatan yang ketat.
 
Joe White, Chief Product & Solutions Officer di Zebra Technologies, menegaskan bahwa pergeseran ini mengubah paradigma industri. "Manufaktur yang berkinerja unggul saat ini adalah mereka yang mendefinisikan ulang cara kerja—mengubah presisi operasional menjadi ketangkasan bisnis," ujarnya.
 
Ia menambahkan bahwa operasi cerdas bukan lagi sekadar keuntungan back-office, melainkan sebuah keharusan bisnis yang krusial. Seiring dengan semakin matangnya teknologi, kesenjangan antara perusahaan yang berinvestasi pada intelligent operations dan yang tidak diprediksi akan semakin melebar, menjadikan adopsi teknologi sebagai faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan manufaktur di masa depan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan