Presiden Direktur Telkomsel Ririek Adriansyah juga menjelaskan apa saja yang telah Telkomsel lakukan untuk mendukung Asian Games.
"Kami telah menggelar kira-kira 1.000 BTS tambahan dan 15 mobile BTS. Kami juga menyediakan 100 mobile GraPARI untuk memastikan layanan di sekitar kawasan Asian Games," katanya saat ditemui di Glora Bung Karno.
Telkomsel juga menyediakan 27 ribu SIM car untuk relawan dan atlet Asian Games. Kartu tersebut harus diregistrasi. Untungnya, mekanisme registrasi kartu SIM dipermudah oleh Telkomsel.
Pengguna baru tidak perlu memasukkan NIK atau nomor KK-nya lagi. Sebagai gantinya, mereka cukup memasukkan nomor ID. Telkomsel kemudian akan mencocokkan ID itu dengan database yang mereka miliki yang berisi informasi pengguna, termasuk nomor KTP atau passport.
Ririek mengklaim bahwa jaringan Telkomsel telah mencakup keseluruhan kawasan tempat para atlet tinggal.
Sementara itu, dalam 5G Experience Zone, Anda akan menemukan berbagai penggunaan dari 5G. Salah satunya adalah Future Driving. Anda bisa mengendalikan sebuah mobil mainan melalui kendali terpisah. Untuk melihat apa yang ada di hadapan mobil-mobilan, Anda bisa menggunakan headset VR (Virtual Reality).

Selain itu, Telkomsel juga menunjukkan kemampuan dari 5G. Kali ini, Telkomsel bisa mencapai kecepatan hingga 16Gbps dengan latensi kurang dari 1 milidetik. Contoh lainnya adalah penggunaan 5G dalam bidang robotik.
Dalam booth bernama Beat the Robot ini, ANda harus bermain suit -- batu, gunting, kertas. Namun, menggunakan sensor, robot bisa melacak bentuk tangan Anda dan mengeluarkan gerakan untuk mengalahkan Anda.

Meski demonstrasi ini sederhana, Director of Planning & Transformation Telkomsel, Edward Ying Siew Heng mengatakan, jaringan 5G bisa digunakan untuk mengendalikan robot di pabrik atau membantu dokter bedah melakukan operasi dari jauh.
Contoh paling menarik yang Telkomsel pamerkan adalah bus otonom. Sayangnya, kendaraan ini belum beroperasi. Terkait pengembangan mobil otonom, Ririek mengaku bahwa menyediakan mobil otonom di Indonesia bukanlah hal yang mudah.
"Perlu ekosistem. Bus otonom memang bagus untuk lalu lintas, jika semua mobil merupakan mobil otonom," katanya. "Kecuali mobil otonom digunakan hanya dalam kawasan tertutup."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News