Masalah ini bermula ketika Rudiantara meminta para pegawai Kominfo memilih salah satu dari dua pilihan desain stiker, yang diberikan nomor urut satu dan dua. Sistem pemilihan berdasarkan pemungutan suara. Rudiantara mengatakan, pemungutan suara kali ini tidak ada hubungannya dengan pemilihan presiden.
Menurut hasil pemungutan suara, ternyata da lebih banyak pegawai yang memilih desain stiker nomor dua. Rudiantara pun memanggil salah satu ASN yang memilih nomor dua ke atas panggung. Di atas panggung, dia bertanya mengapa sang ASN memilih nomor dua.
Sang ASN lalu menjawab pertanyaan itu, mengira bahwa pertanyaan Rudiantara adalah terkait pilihannya dalam pemilu. Rudiantara terlihat kaget mendengar jawaban sang ASN. Dia lalu kembali menegaskan bahwa pemilihan desain stiker ini tidak ada kaitannya dengan pilpres.
Dalam pernyataan resmi, pihak Kemenkominfo menyebutkan bahwa sang ASN bahkan tidak mencoba untuk menjawab pertanyaan terkait desain stiker, bahkan setelah Rudiantara mengelaborasi pertanyaan itu.
"Menkominfo merasa tak habis pikir mengapa ASN yang digaji rakyat/pemerintah menyalahgunakan kesempatan untuk menunjukkan sikap tidak netralnya di depan umum," tulis Mekominfo dalam pernyataan resminya.
"Dalam konteks inilah terlontar pertanyaan “Yang gaji Ibu Siapa?”. Menkominfo hanya ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara sehingga ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan publik."
Dalam penutupan, Rudiantara kembali menyebutkan bahwa posisi ASN, yang mendapatkan gaji dari pemerintah, harus netral. Para ASN seharusnya ikut memerangi hoaks dan menjadi bagian dari pemersatu bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News