William Suryawan, COO dan Co-Founder Altea Care
William Suryawan, COO dan Co-Founder Altea Care

Telemedicine Bisa Makin Efisien Berkat Model Serverless

Mohammad Mamduh • 17 Juni 2022 11:16
Jakarta: Pengobatan jarak jauh atau telemedisin (telemedicine) dipercaya sebagai solusi menjawab terbatasnya kapasitas layanan kesehatan di Indonesia.
 
Kini, diestimasi bahwa hanya tersedia 1,2 ranjang rumah sakit bagi setiap 1.000 individu. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan hampir semua negara tetangga di Asia Tenggara.
 
Melalui pemanfaatan telemedisin, dapat dilakukan pencegahan dini serta perawatan, sambil mematuhi protokol kesehatan dan pembatasan mobilitas mengingat pandemi Covid-19. Pasien juga bisa mendapatkan layanan dari pihak rumah sakit dengan lebih efisien, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta yang terkendala dengan kemacetan.

AlteaCare adalah aplikasi layanan kesehatan yang menghubungkan pasien dengan dokter yang bertugas di rumah sakit melalui video. Diluncurkan pada September 2021, AlteaCare telah bermitra dengan 17 rumah sakit dan aplikasinya telah diunduh oleh lebih dari 100 ribu pengguna.
 
“Misi kami adalah menjadi pintu gerbang digital yang menyambungkan rumah sakit dengan pasien, khususnya mereka yang kesulitan mengakses layanan kesehatan secara langsung,” kata William Suryawan, Chief Operations Officer (COO) dan Co-Founder AlteaCare.
 
Ketika pasien memesan jadwal konsultasi, mereka terhubung dengan penasihat medis yang akan menuntun mereka kepada spesialis atau laboratorium yang tepat berdasarkan kebutuhannya. Pasca-konsultasi, seorang petugas akan berkomunikasi dengan pasien untuk memastikan kebutuhannya terpenuhi.
 
Sebagai startup di bidang teknologi kesehatan (healthtech) dengan sumber daya yang terbatas, dua faktor yang sangat penting adalah kontrol biaya dan keamanan.
 
“AWS menyediakan solusi infrastruktur yang efisien sekaligus memastikan aplikasi kami patuh kepada praktik-praktik terbaik di bidang keamanan,” tutur William.
 
Sebelum aplikasi AlteaCare diluncurkan, perusahaan telah mengembangkan aplikasi terpisah yang bernama Altea Loyalty dengan tujuan mempelajari target pasar terlebih dahulu dan memberikan ruang bagi developer untuk bereksperimen menggunakan platform AWS.
 
Altea Loyalty dikembangkan menggunakan arsitektur monolitik di AWS dan Amazon Relational Database Service (Amazon RDS). Kemudian, tim IT AlteaCare menemukan bahwa model arsitektur yang tidak memerlukan pengelolaan server sendiri, alias serverless, dengan gabungan microservices dapat menawarkan lebih banyak manfaat ketimbang arsitektur monolitik yang masih tradisional.
 
Pendekatan serverless tidak hanya mengurangi biaya infrastruktur, namun juga memotong time-to-market aplikasi dari pengembangan hingga peluncuran ke pasar. Ini adalah keunggulan yang sangat berarti di industri healthtech yang selalu bergerak cepat.
 
Perusahaan memperkirakan bahwa jika menggunakan Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2), dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk meluncurkan aplikasi AlteaCare. Namun, dengan bantuan model serverless dan peluncuran secara terotomasi, AlteaCare mampu hadir di pasar dalam waktu sebulan saja.
 
“Tim kami dapat berkonsentrasi untuk menulis dan mengoptimalisasi kode, alih-alih pusing memikirkan jenis server apa yang mereka butuhkan dan bagaimana cara menskalakan kapasitas kami,” William mengatakan.
 
AlteaCare sekarang menggunakan arsitektur hibrida yang menggabungkan pendekatan monolitik dan microservices yang memampukannya untuk meninjau infrastruktur yang paling cocok dengan setiap beban kerja baru berdasarkan kebutuhannya.
 
Aplikasi AlteaCare menggunakan Amazon DynamoDB sebagai serverless database yang terkelola sepenuhnya, didukung oleh solusi komputasi serverless AWS Lambda untuk melakukan penskalaan secara otomatis.
 
Kombinasi ini memberikan penambahan kapasitas yang paling efektif dari segi biaya, terutama menjelang waktu-waktu puncak atau ketika aplikasi dibuka oleh pengguna.
 
Pemanfaatan containers juga membantu mengendalikan biaya aplikasi. Dibandingkan dengan biaya mengadakan server penuh-waktu di Amazon EC2, AlteaCare bisa menghemat 30 persen biaya dengan gabungan komputasi serverless dan containers pada aplikasi.
 
Ekspansi adalah batu lompatan berikutnya dalam rencana jangka panjang AlteaCare. Aplikasinya telah mengalami pertumbuhan double-digit setiap bulannya sejak diluncurkan, dan perusahaan mengharapkan tingkat pertumbuhan yang sama sepanjang tahun pertamanya.
 
Tim juga bekerja keras untuk menggandeng total 30 rumah sakit mitra, serta membangun fondasi bagi pemanfaatan analitik dengan data lake di Amazon S3 dan Amazon RDS.
 
Pemanfaatan analitik antara lain dapat digunakan untuk menginvestigasi keluhan terhadap rumah sakit mitra hingga mendeteksi dan mencegah masalah-masalah yang ditemukan pada aplikasi.
 
AlteaCare juga berencana mengembangkan dashboard khusus analitik untuk memahami isu di balik latensi saat pasien melakukan panggilan video dengan dokter.
 
Perusahaan akan memaksimalkan AWS Asia Pacific (Jakarta) Region yang baru diluncurkan Desember 2021 lalu demi memperkecil latensi. AlteaCare menargetkan digitalisasi pada setiap aspek pengalaman pasien. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan