Namun, OpenAI telah mengonfirmasi bahwa proyek ini tetap berjalan, seperti yang dilaporkan BGR. Keputusan OpenAI untuk mengembangkan hardware karyanya muncul dari kebutuhan untuk bersaing dengan raksasa teknologi lain seperti Google, Apple, dan Meta, yang juga membangun platform yang mengedepankan AI.
Perangkat dirumorkan ini dikembangkan bekerja sama dengan startup Jony Ive, io tidak dimaksudkan untuk menjadi smartphone. Sebagai pengingat, OpenAI telah mengakuisisi io senilai USD6,5 miliar (Rp106,3 triliun).
Sebaliknya, perangkat ini dirancang untuk dikenakan di leher atau diletakkan di meja, dengan tujuan menjadi perangkat terpenting ketiga dalam kehidupan pengguna, setelah iPhone dan Mac. Tujuan dari hardware ChatGPT io ini adalah untuk berfungsi sebagai asisten pribadi AI canggih, melampaui kemampuan yang ada saat ini.
OpenAI sedang mengembangkan teknologi AI baru untuk perangkat tersebut, termasuk kemampuan yang ditingkatkan bagi chatbot untuk menjadi peka terhadap konteks, mengenali pembicara, dan mengetahui kapan harus merespons.
Sam Altman, CEO OpenAI, dilaporkan telah memuji prototipe perangkat tersebut. Investasi besar dalam pekerjaan dan modal telah dicurahkan untuk proyek ini. Kendati tanggal peluncuran produk resmi masih belum pasti, informasi yang beredar mengarah pada peluncuran pada tahun 2026, dengan asumsi masalah merek dagang dengan iyO dapat diselesaikan.
Langkah OpenAI ini menunjukkan ambisi perusahaan untuk tidak hanya mendominasi ranah perangkat lunak AI, juga untuk menciptakan pengalaman AI terintegrasi secara fisik. Dengan perangkat yang dirancang khusus untuk AI, OpenAI berharap dapat menghadirkan interaksi lebih mulus dan alami antara manusia dan kecerdasan buatan, membuka era baru komputasi yang berpusat pada AI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News