Pengguna Tushar Mehta bercerita di X setelah menemukan bahwa fungsi tersebut diubah YouTube untuk membantu pengguna beralih ke video sebelumnya atau setelahnya, serupa dengan Shorts, seperti yang dikutip GSM Arena.
Sebagai pengingat saat ini, pengguna dapat mengusap layar ke arah atas di video pada YouTube versi mobile untuk menampilkannya dalam mode layar penuh atau fullscreen, kemudian mengusap layar ke arah atas untuk keluar dari mode itu.
Jika bergulir ke arah atas dalam mode fullscreen, YouTube akan menampilkan daftar video yang direkomendasikannya. Dengan perubahan ini, mengusap layar ke arah atas dalam mode fullscreen akan mengarahkan pengguna ke video rekomendasi baru.
Kemampuan ini serupa dengan cara kerja di YouTube Shorts atau layanan lain seperti TikTok atau Instagram. Sementara itu jika mengusap layar ke arah bawah, aplikasi akan mengarahkan pengguna ke video sebelumnya, alih-alih keluar dari mode fullscreen.
Pengguna perlu kembali hingga video pertama untuk keluar dari mode fullscreen dengan mengusap layar ke arah bawah atau mengklik tombol di sudut layar. Perubahan ini dinilai dinilai sejumlah pihak sebagai upaya YouTube untuk membuat pengguna menghabiskan lebih banyak waktu di aplikasi, sebab tanpa sadar akan menggeser dari satu video ke video berikutnya dan meningkatkan jumlah penayangan.
Namun, meski disambut baik di Shorts, sejumlah pihak menilai fungsi ini kurang sesuai untuk video berformat penuh dan standar, umumnya diakses dengan tujuan ditonton alih-alih disaksikan secara singkat sebelum beralih ke konten selanjutnya.
Perubahan ini juga dinilai berpotensi merusak memori otot pengguna yang telah terbiasa hanya dengan mengusap layar ke arah bawah untuk keluar dari mode layar penuh. Selain itu, perubahan ini juga berpotensi untuk mengalami kebingungan dengan fitur pemutar video karena harus beralih secara terus menerus antara video yang tidak ingin mereka tonton.
Upaya pengujian terbatas yang dilakukan YouTube ini juga dinilai ditujukan untuk mendapatkan penilaian pengguna sebagai bahan pertimbangan. Jika mendapatkan lebih banyak penilaian negatif dari pengguna, YouTube diperkirakan tidak akan merilis fungsi ini secara luas sama sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News