Temuan ini diungkap dalam survei global Kaspersky berjudul "Improving resilience: cybersecurity through system immunity," yang melibatkan 850 profesional TI yang bertanggung jawab atas keamanan siber di perusahaan-perusahaan besar di seluruh Eropa, Amerika, Asia Pasifik, Rusia, dan Timur Tengah.
Survei tersebut menyoroti bahwa 94% pakar keamanan siber merasa "puas" hingga "sangat puas" dengan perlindungan yang ada saat ini. Namun, di balik kepuasan tersebut, keinginan akan pertahanan yang lebih kuat dan adaptif tetap meluas. Sebanyak 76% responden percaya ada "sedikit" atau "beberapa" area yang bisa ditingkatkan, sementara 22% secara eksplisit menganjurkan peningkatan yang signifikan.
Tren serupa juga terlihat di kawasan Asia Pasifik, di mana 94% responden menyatakan kepuasan. Meskipun demikian, 79% responden melihat adanya area untuk perbaikan, dan 20% menekankan perlunya peningkatan signifikan.
Di Indonesia, tingkat kepuasan bahkan mencapai 97%. Namun, kebutuhan untuk perbaikan tetap sangat jelas: 97% mengidentifikasi celah yang perlu ditangani, dan 50% menyerukan perubahan substansial.
Ketika diminta untuk mengidentifikasi aspek terlemah dari sistem keamanan siber mereka, responden menyebutkan berbagai tantangan operasional dan teknis. Masalah paling umum meliputi proses manual yang memakan waktu berlebihan (30%), perlindungan reaktif yang kurang mampu mendeteksi ancaman secara proaktif (29%), kekurangan personel terampil (27%), dan kompleksitas pengelolaan solusi yang berbeda-beda (23%).
Fragmentasi solusi keamanan ini menghambat waktu respons terhadap ancaman dan meningkatkan kemungkinan kerentanan yang terabaikan, yang pada akhirnya melemahkan postur keamanan organisasi secara keseluruhan.
Kelemahan kritis lainnya yang dicatat termasuk risiko tinggi kegagalan sistemik setelah pelanggaran (22%), lingkungan TI/OT yang terlalu kompleks (21%), dan intelijen ancaman yang ketinggalan zaman (20%). Temuan ini menggarisbawahi urgensi akan solusi keamanan yang efisien dan cerdas.
Alexander Kostyuchenko, Kepala Lini Produk Solusi Teknologi di Kaspersky, menjelaskan organisasi semakin memahami bahwa tantangan modern tidak hanya membutuhkan perlindungan kuat, tetapi juga strategi keamanan proaktif dan kohesif yang memperkokoh setiap aspek lanskap digital mereka.
Senada dengan itu, Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, menambahkan, ketahanan sejati tidak hanya membutuhkan alat yang lebih baik tetapi juga pemikiran desain yang lebih baik. "Jelas bahwa masa depan adalah milik sistem yang aman sejak awal, bukan aman karena pertimbangan belakangan."
Untuk perlindungan komprehensif, para ahli Kaspersky merekomendasikan penggunaan solusi terpusat dan otomatis seperti Kaspersky Next XDR Expert, peningkatan visibilitas mendalam terhadap ancaman siber melalui Kaspersky Threat Intelligence, serta pengembangan solusi yang dirancang aman di tingkat kode dan arsitektur, seperti yang berbasis KasperskyOS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id