Hal ini membuat sebagian besar pekerja dan perusahaan khawatir dan merasa robot serta otomatisasi menjadi ancaman. Padahal, menurut General Manager SEA & Oceania di Universal Robots Shermine Gotfredsen hal ini tidak perlu dicemaskan.
"Walau implementasi robot dan otomatisasi menjanjikan, kenyataannya banyak pelaku bisnis yang masih ragu akibat isu biaya yang besar dan pemangkasan kerja. Padahal teknologi robotik juga menawarkan pemanfaatan dengan biaya yang terjangkau," ungkapnya Gotfredsen.
Solusinya adalah dengan pemanfaatan collaborative robots atau cobots. Gotfredsen menuturkan cobots adalah robot yang bekerja berdampingan dengan manusia, sehingga dalam proses kerjanya tetap membutuhkan manusia sekaligus mendorong mereka ikut semakin produktif dan bekerja dengan efisien.
"Cobot memiliki rancangan yang mungil, kompak, dan ringan sehingga mudah terintegrasi dengan sistem yang sudah ada, mampu beroperasi di ruangan yang sempit serta biaya pemasangan realitf rendah. Cobot mematahkan anggapan soal investasi besar yang harus dilakukan saat memilih menggunakan robot," jelas Gotfredsen.
Meskipun begitu Gotfredsen tetap menegaskan bahwa investasi besar di bidang teknologi akan berdampak terhadap hasil produksi yang angkanya justru lebih besar dari investasi yang sudah dikeluarkan karena robot visa dipekerjakan lebih lama.
Gotfredsen mencontoh, cobot sudah digunakan di industri manufaktur, kesehatan, pangan dan agrikultur. Cobot juga justru membuka lapangan kerja baru karena dalam pengoperasiannya robot tersebut membutuhkan dampingan manusia.
Menurut International Federation of Robotics, secara global robot akan menciptakan hingga dua juta lapangan kerja baru dari tahun 2017 sampai 2020.
"Walau robot bisa menangani berbagai jenis pekerjaan, mereka tidak bisa menggantikan manusia seluruhnya. Saat ini kurang dari lima persen pekerjaan bisa diotomatisasi karena banyak tugas yang masih membutuhkan pemikiran manusia, kemampuan strategis, atau pengambilan keputusan secara mendadak, yang tidak bisa dilakukan oleh robot," tutur Gotfredsen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News