Bagi OVO kemitraan tersebut adalah langkah memperluas jangkauan konsumen ke ranah e-commerce. OVO mengklaim langkah ini membuatnya menjadi platform pembayaran digital terbesar di Indonesia.
"Kemitraan ini memvalidasi strategi kami untuk menghadirkan platform pembayaran untuk perusahaan di Indonesia, baik secara online maupun offline," tutur Director of Enterprise Payments OVO Harianto Gunawan.
"Penggunaan uang tunai adalah suatu kebiasaan yang sangat sulit diubah, dan konsumen hanya akan beralih ke pembayaran non-tunai apabila hal itu lebih mudah dan aman dibandingkan penggunaan uang tunai."
Dijelaskan, kemitraan dengan Tokopedia adalah bagian dari strategi tiga pilar OVO untuk memperkenalkan layanan ke seluruh Indonesia. Pertama adalah dengan toko ritel, kedua layanan online to offline (O2O) lewat Grab, dan kini di ranah e-commerce lewat Tokopedia.
"Kami memiliki pandangan yang optimis di akhir tahun 2018 ini. Setelah mengukuhkan diri sebagai platform pembayaran digital nomor satu berdasarkan volume transaksi, kami berharap kemitraan dengan Tokopedia dan menambahkan e-commerce ke dalam ekosistem kami akan mempercepat pertumbuhan OVO," jelas CEO OVO Jason Thompson.
Pihak OVO memprediksi kemitraan ini akan menambahkan 80 juta pengguna aktif bulanan Tokopedia ke dalam 60 juta basis pengguna OVO. Selain itu, juga akan menambahkan lebih dari empat juta mitra pedagang Tokopedia ke dalam jaringan merchant, mitra GrabFood dan agen Kudo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id