Dalam sesi The Privilege di acara Jong Indonesia Festival 2025, Peter menegaskan bahwa perusahaannya tidak hanya berorientasi pada keuntungan, melainkan juga pada kebermanfaatan bagi masyarakat kecil.
Menurutnya, Wahyoo berdiri dari semangat untuk membantu warung-warung makan tradisional agar bisa naik kelas, menghadirkan model bisnis yang memadukan nilai sosial dengan inovasi digital.
“Kita lihat nih warung makan kok tempatnya gelap, makanannya sudah dari kapan masaknya, dan tidak higienis. Nah, dari situ saya melihat ada peluang. Kalau Gojek bisa bantu ojek, Wahyoo ingin bantu warung makan supaya bisa naik kelas,” jelas Peter di atas panggung.
Dari Privilege Nilai ke Tanggung Jawab Sosial
Peter mengaku lahir di keluarga sederhana, namun beruntung mendapat “privilege” berupa pendidikan nilai-nilai hidup yang kuat dari orang tuanya.“Privilege yang saya dapat bukan kekayaan materi, tapi kekayaan nilai. Orang tua saya mengajarkan kasih kepada sesama dan bagaimana menolong orang lain. Itu yang paling berharga,” ungkapnya.
Ia menambahkan, ajaran keluarga tersebut menjadi fondasi dalam membangun Wahyoo, perusahaan yang dirancang bukan sekadar mencari keuntungan, tapi memberi dampak nyata. “Saya diajarkan untuk membuat usaha yang tidak hanya fokus pada diri sendiri, tapi bisa membantu banyak orang. Itu sebabnya Wahyoo berdiri,” tutur Peter.
Bisnis dari Nol dan Semangat Melayani
Meski disebut sebagai keturunan keluarga pebisnis, Peter menegaskan bahwa perjalanan Wahyoo dimulai dari nol.“Saya memang keturunan pebisnis, tapi usaha saya bukan melanjutkan, melainkan memulai sendiri. Saya bersyukur punya orang tua yang mendukung impian saya,” ujarnya.
Dalam perjalanannya, ia melihat bahwa masalah sosial justru bisa menjadi peluang bisnis bila dihadapi dengan empati dan solusi nyata.
“Peluang itu datang dari masalah. Indonesia ini banyak masalah, dan di situ letak kesempatan bagi pengusaha untuk berbuat sesuatu,” katanya disambut tepuk tangan audiens.
Optimisme untuk Indonesia Emas 2045
Menutup sesi wawancaranya, Peter menegaskan pentingnya menjaga identitas dan nilai bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.“Setiap hari kita dihujani nilai dan budaya dari luar. Saya berharap hal-hal itu tidak merusak nilai baik yang kita miliki. Sopan santun, gotong royong, dan saling menolong harus tetap dijaga,” pesannya.
Ia juga mengajak generasi muda untuk tetap optimistis menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Harus selalu optimis. Masa depan ditentukan oleh apa yang kita lakukan hari ini,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id