“Gemini Enterprise dirancang sebagai front door AI di lingkungan kerja, memungkinkan pegawai berinteraksi dengan data, dokumen, dan aplikasi perusahaan melalui antarmuka percakapan. AI ini bukan sekadar chatbot, melainkan kerangka kerja yang menyatukan berbagai elemen perusahaan dalam satu hub yang aman dan terintegrasi,” ujar COO Google Cloud Francis deSouza.
Lebih lanjut Google menjelaskan bahwa platform ini dibangun di atas model Gemini paling canggih milik Google, serta memberi pengguna kemampuan untuk membangun dan menerapkan agen AI berkemampuan menjalankan tugas spesifik di dalam lingkungan kerja perusahaan.
Gemini Enterprise juga menyediakan Agen AI bawaan atau pre-built agents, bertujuan agar perusahaan tidak perlu memulai persiapan dari nol. Sementara itu, Google menyajikan empat cara utama untuk memudahkan pemanfaatan Gemini Enterprise pada pekerjaan di organisasi.
Gemini Enterprise berkemampuan menghubungkan data dan aplikasi perusahaan ke dalam sistem yang bisa diakses lewat percakapan AI, dan memungkinkan pengguna dapat membuat agen kustom tanpa harus jadi pakar pemrograman.
Selain itu melalui Gemini Enterprise, perusahaan dapat mengawasi dan mengendalikan agen yang digunakan, termasuk keamanan dan audit aktivitasnya. Google menjelaskan bahwa Gemini Enterprise mampu mengenali konteks pengguna, menyajikan jawaban relevan berdasarkan dokumen internal atau peran mereka.
Platform ini juga dirancang agar dapat terhubung dengan sistem kerja umum seperti Google Workspace, Microsoft 365, SharePoint, Salesforce, dan SAP, membuatnya fleksibel diterapkan di perusahaan dengan ekosistem TI beragam.
Gemini Enterprise akan ditawarkan melalui model berlangganan per pengguna. Versi standar dan versi plus akan dipatok dengan harga dari USD30 (Rp496.799) per seat per bulan pada paket tahunan. Google juga menawarkan versi Gemini Business dengan harga lebih murah, sekitar USD21 (Rp347.759) untuk keperluan bisnis menengah, dengan periode uji coba 30 hari.
Beberapa perusahaan besar telah menjadi pengguna awal Gemini Enterprise, seperti HCA Healthcare dan Best Buy, telah mulai menerapkan AI ini untuk meningkatkan efisiensi operasional. Kehadiran platform ini ditujukan Google untuk mendemokratisasi akses ke AI sehingga setiap pegawai dapat menggunakannya dalam aktivitas sehari-hari.
Google menegaskan bahwa Gemini Enterprise menyatukan berbagai model AI Google, agen pihak pertama maupun ketiga, serta teknologi orkestrasi percakapan atau conversational orchestration dalam satu platform terpadu.
Gemini Enterprise disebut Google membuka pintu bagi departemen non-teknis seperti pemasaran dan keuangan untuk mengotomasi alur kerja dengan AI tanpa perlu tim teknis khusus. Kendati menjanjikan banyak hal, ada tantangan yang harus dihadapi Google dalam peluncuran Gemini Enterprise, termasuk keamanan dan privasi data.
Karena platform ini akan mengakses data internal perusahaan, maka aspek perlindungan data sangat krusial. Google menyebut bahwa konten yang dihasilkan pengguna tidak akan digunakan untuk melatih model AI di luar domain perusahaan tanpa izin.
Selain itu, perusahaan di sektor yang diatur seperti finance, kesehatan dan pemerintahan) berpeluang untuk membutuhkan kepastian bahwa AI ini mematuhi regulasi. Sementara itu, mengintegrasikan AI ke dalam alur kerja yang sudah mapan memerlukan pelatihan, perubahan kebiasaan, dan pengawasan.
Sementara itu, dengan kehadiran Gemini Enterprise, Google akan menghadapi persaingan dengan Microsoft, OpenAI, Anthropic, dan lainnya di bidang AI enterprise.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id