Sebagai informasi, ABB adalah perusahaan teknologi global yang berbasis di Swiss, dengan keahlian utama di bidang elektrifikasi, robotika, otomasi, dan digitalisasi. Lewat inovasi teknologi, ABB berkomitmen membantu berbagai industri, termasuk sektor energi, untuk mencapai efisiensi operasional sekaligus mendukung target dekarbonisasi.
Riset tersebut mengungkap bahwa teknologi digital, investasi perusahaan, dan dukungan regulasi menjadi kunci penting dalam memperluas pemanfaatan energi bersih.
Menurut hasil survei terhadap lebih dari 4.000 pemimpin bisnis di 12 negara Asia Pasifik, sebanyak 40 persen perusahaan di Indonesia sudah memenuhi lebih dari separuh kebutuhan energinya dari sumber terbarukan. Angka ini jauh melampaui rata-rata regional yang hanya 25 persen
Bahkan, 87 persen responden di Indonesia memproyeksikan peningkatan penggunaan energi hijau lebih dari 20 persen dalam lima tahun mendatang
“Indonesia terus menunjukkan langkah maju dalam perjalanan transisi energinya. Kebijakan iklim yang kuat, investasi yang berdampak, serta optimisme terhadap teknologi inovatif seperti AI dan solusi otomatisasi menjadi faktor penggeraknya,” ujar Abhinav Harikumar, Vice President divisi Energy Industries ABB untuk Asia Tenggara
Data menunjukkan, 86 persen perusahaan di Indonesia kini mengalokasikan lebih dari 10 persen belanja modal (CAPEX) untuk proyek transisi energi. Angka tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata regional yang berada di 73 persen
Di sektor energi dan pembangkit listrik, alokasi investasi bahkan mencapai 100 persen. Faktor teknologi menjadi akselerator utama. 70 persen responden menilai kemajuan teknologi sebagai pendorong terbesar transisi energi, sementara 47 persen pemimpin industri melihat AI dan otomatisasi sebagai teknologi transformatif.
Fokus digitalisasi pun menjadi prioritas utama bagi 47 persen organisasi di Indonesia, melampaui rata-rata regional. Dengan digitalisasi jaringan energi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan, perusahaan mampu meningkatkan efisiensi sekaligus mempercepat dekarbonisasi.
ABB menilai integrasi ini akan semakin krusial dalam menjadikan energi terbarukan lebih terjangkau dan mudah diterapkan.
Transisi energi juga menuntut kesiapan sumber daya manusia. Sekitar 30 persen organisasi di Indonesia menilai perlu adanya tenaga kerja baru dengan keterampilan hijau.
Kolaborasi eksternal pun kian digencarkan, mulai dari kelompok industri (54 persen), organisasi internasional (43 persen), lembaga pemerintah (33 persen), hingga universitas (30 persen)
Satu dari empat responden juga menilai kemitraan publik–swasta sebagai peluang besar yang belum tergarap maksimal. Area potensial lainnya meliputi peningkatan investasi sektor swasta (61 persen), kolaborasi infrastruktur lintas daerah (56 persen), dan insentif pemerintah (55 persen).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id