Mereka mengaku telah mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menikatkan kapasitas rata-rata 30 persen. Hal ini disampaikan kepada sejumlah wartawan di Jakarta.
“Kita tingkatkan kapasitas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jawa Tengah diprediksi punya load yang paling tinggi, karena punya pendatang dari Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur,” kata Vice President Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo dalam konferensi pers.
Selain itu, Smartfren juga mengklaim menyediakan NOC (Network Operations Center) yang beroperasi selama 24 jam.
“NOC ada di Jakarta dan Surabaya. Kita lihat daerah yang penggunanya cukup padat salah satunya ada di pelabuhan Banyuwangi.”
Terkait tol jalur mudik di sepanjang pulau Jawa, Munir mengaku jaringan Smartfren sudah siap. Strategi berikutnya yang diambil adalah menggelar BTS bergerak, dengan total 180 unit. Mayoritas atau 76 unit berada di Pulau Jawa.
Saat ditanya mengenai tren konsumsi data saat ini, Munir mengakui pengguna mereka cukup ramai mulai dari pukul 16.00 WIB sampai 01.00 dini hari.
“Akses paling banyak masih berasal dari YouTube, Facebook, Instagram, dan WhatsApp secara berurutan. Sementara untuk game masih di bawa lima besar, tetapi peningkatannya cukup signifikan,” pungkas Munir.
Informasi tambahan, Smartfren Telecom yang berada di bawah paying Sinarmas Group merupakan operator telekomunikasi yang sepenuhnya menggunakan jaringan 4G. Oleh karena itu, konsumen mereka sepenuhnya memanfaatkan jaringan data untuk berkomunikasi.
Mereka juga sebagai operator yang mencoba menerapkan panggilan telepon via VoLTE (Voice Over LTE). Sampai saat ini, pihak Smartfren mengaku adanya pertumbuhan pengguna VoLTE, walau tidak banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News