Sayangnya, secara kemampuan dan finansial, terdapat perbedaan yang cukup besar jika diadu dengan perusahaan besar. Menurut Huawei Indonesia, para pelaku UKM ini sebenarnya tidak siap ketika mereka menyatakan komitmen mengadopsi transformasi digital.
"Pada saat mereka (UKM) membicarakan digital, yang mereka pikirkan adalah omset," kata Mohamad Rosidi, Deputy Director ICT Strategy and Marketing, Huawei Indonesia kepada Metrotvnews.com.
"Mereka lebih terfokus pada bagaimana cara melancarkan promosi dan menambah pemasukan. Masalah muncul ketika mengembangkan sistem yang ada di belakangnya."
Untuk itu, mereka sangat membutuhkan edukasi, seperti pelatihan, minimal untuk mendapatkan kesiapan yang diperlukan ketika mengadopsi cloud demi menghadirkan inovasi dan layanan untuk konsumen. "Ada juga UKM yang sudah melek teknologi, ada yang belum siap sama sekali."
Transformasi digital tentunya memerlukan investasi. Namun, Rosidi menyebutkan tidak ada nilai yang pasti jika membicarakan uang yang harus dikeluarkan dari CAPEX.
"Investasi sebenarnya bukan untuk infrastruktur, tetapi lebih kepada kemampuan pegawainya, bagaiman menyiapkan mereka untuk masuk ke dalam industri digital."
Sementara SDM di UKM lebih dituntut untuk mengenal dan menguasai unsur esensial dalam transformasi digital, para karyawan yang bekerja di perusahaan besar justru cenderung tidak begitu memikirkan proses transformasi tersebut. Mereka lebih suka menerima sistem atau layanan yang sudah tercipta, kemudian menggunakannya, ketimbang mengikuti perkembangannya dari awal sampai akhir.
Biasanya, langkah awal yang UKM lakukan ketika memanfaatkan dunia digital adalah dengan mempromosikan produk mereka melalui media sosial, dan kemudian berkembang menjadi ecommerce. Ada juga dari mereka yang pad akhirnya justru menjadi wadah para UKM itu sendiri.
"Melihat pergerakkan ini, seharusnya transformasi digital tidak akan menjadi ancaman untuk mereka. Justru ini menjadi kesempatan," lanjut Rosidi.
Pihak Huawei menyebutkan, sebagai salah satu penyedia solusi korporat, mereka terbuka kepada para UKM untuk bekerja sama.
Namun, langkah yang ditempuh selama ini cenderung tidak langsung, seperti menyediakan infrastruktur untuk operator telekomunikasi, dan operator itu kemudian mengadakan program khusus kepada para UKM demi merambah dunia digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News