MediaTek masih belum jadi ancaman untuk Qualcomm. (Recode)
MediaTek masih belum jadi ancaman untuk Qualcomm. (Recode)

MediaTek Jadi Ancaman Serius Dominasi Qualcomm?

Ellavie Ichlasa Amalia • 24 Oktober 2016 11:24
medcom.id: Selama beberapa tahun terakhir, Qualcomm telah menjadi pemimpin dalam memasok prosesor untuk smartphone. Namun, juga telah muncul perkiraan bahwa MediaTek akan menantang kekuasaan Qualcomm dan mengganggu bisnisnya di masa depan.
 
Sejauh ini, perkiraan yang muncul adalah MediaTek akan naik kelas dari sekadar memberikan produk untuk kelas pemula dan menengah dan masuk ke pasar prosesor kelas atas yang selama ini dikuasai oleh Qualcomm.
 
Namun, apakah tantangan MediaTek terhadap Qualcomm memang nyata?

Menurut AmigoBulls, saat ini, Qualcomm masih mendominasi pasar dengan pangsa pasar sekitar 45 persen sementara MediaTek hanya memiliki pangsa pasar 19 persen. Meskipun begitu, secara umum, sebelum ini, Qualcomm telah sukses pada segmen prosesor kelas menengah-atas sementara MediaTek bermain di kelas pemula.
 
Namun, keadaan ini bukannya tidak mungkin akan berubah di masa depan. Informasi ini hanya menjadi gambaran mengenai jenis perusahaan yang menjadi klien dari Qualcomm dan MediaTek, mengingat perusahaan besar seperti keduanya itu tidak mungkin berubah haluan dan berganti klien dalam waktu cepat. Karena itu, jika MediaTek ingin menggeser posisi Qualcomm sebagai pemasok prosesor kelas atas, mereka harus berjuang keras.
 
Sebaliknya, Qualcomm dapat dengan mudah masuk ke pasar kelas pemula MediaTek. Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa divisi CDMA Technology Qualcomm memiliki margin keuntungan yang lebih kecil dari MediaTek. Namun, divisi Qualcomm tersebut dapat mengurangi margin keuntungan sehingga mereka dapat menawarkan prosesor dengan harga lebih murah. 
 
MediaTek Jadi Ancaman Serius Dominasi Qualcomm?
 
Bukan masalah jika pendapatan dari divisi CDMA Technology berkurang, mengingat divisi Qualcomm Technology Licensing (QTL) memiliki margin keuntungan yang sangat tinggi dan dapat menutup kekurangan pendapatan divisi CDMA Technology. Tahun lalu, divisi QTL berkontribusi 74 persen dari total keuntungan operasi Qualcomm meski mereka hanya berkontribusi 31 persen pada pendapatan perushaan.
 
Secara teori, Qualcomm dapat memutuskan untuk masuk ke pasar kelas bawah dengan mengecilkan margin keuntungan mereka tanpa harus mengambil risiko mengurangi pendapatan mereka. Namun, jika MediaTek melakukan hal yang sama, mereka akan terlibat masalah keuangan.
 
Selain itu, Qualcomm semakin fokus pada segmen kelas pemula dengan seri Snapdragon 400 dan 600 mereka. Dan hal ini terlihat pada pertumbuhan penghasilan MediaTek yang menjadi stagnan pada tahun lalu. Selama beberapa tahun, pendapatan MediaTek tumbuh dengan sangat cepat sebelum terhenti pada tahun fiskal 2015. Hal ini menunjukkan bahwa pasar kelas pemula telah mulai jenuh, yang berarti, MediaTek harus memikirkan ulang strategi mereka untuk terus tumbuh.
 
Terakhir, MediaTek telah berusaha untuk masuk ke pasar prosesor kelas atas, tapi tidak kunjung berhasil. Setelah masalah panas berlebih pada Snapdragon 810, yang menyebabkan keengganan para vendor smartphone untuk menggunakan prosesor Qualcomm, perusahaan asal California itu tampaknya telah berhasil memulihkan performa mereka. Tahun ini, prosesor unggulan mereka telah digunakan pada beberapa smartphone flagship.
 
Sementara prosesor MediaTek tidak dapat ditemukan pada smartphone buatan merek ternama. Hal ini menunjukkan bahwa MediaTek masih belum dapat meyakinkan vendor smartphone menggunakan prosesornya pada smartphone kelas atas. Dengan kata lain, ancaman MediaTek pada Qualcomm saat ini masih belum nyata.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan