Vice President AWS Compute & ML Services, Dave Brown, membeberkan spesifikasi yang menjadi fondasi klaim tersebut. Graviton5 mengepak 192 core prosesor dalam satu paket.
Selain itu, Graviton5 menghilangkan kebutuhan interkoneksi antar-chip yang kerap memicu latency pada desain multi-chip. Yang terpenting, arsitektur baru ini disertai peningkatan cache L3 lebih dari lima kali lipat dibanding generasi sebelumnya.
"Setiap core sekarang mendapat hingga 2,6 kali lebih banyak cache L3, dan itu menghasilkan kinerja keseluruhan yang lebih baik dan konsistensi yang lebih baik," terang Brown dalam paparan di re:Invent 2025 di Las Vegas, Kamis, 4 Desember 2025.
Cache yang besar menjadi kunci untuk aplikasi modern yang sensitif terhadap latency, seperti database dan analitik real-time. Latency rendah ini dapat mengurangi frekuensi prosesor mengakses memori utama yang lebih lambat.
Klaim performa ini tidak hanya di atas kertas. SAP, salah satu pelanggan awal, melaporkan peningkatan kinerja luar biasa sebesar 60 persen untuk query OLTP di SAP Hana Cloud berkat migrasi ke instance berbasis Graviton5.
Atlassian juga membenarkan pengurangan latency sebesar 20 persen. Sementara itu, Airbnb mencatat kenaikan performa hingga 25 persen.
"Kami melihat peningkatan kinerja 25 persen lebih baik daripada M8g," tambah Brown mengenai instance M9g, varian terbaru yang ditenagai Graviton5.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News