Kiri: CEO Siemens Mobility Asia Pasifik, Michel Obadia
Kiri: CEO Siemens Mobility Asia Pasifik, Michel Obadia

Siemens Mobility Bahas Masa Depan Mobilitas APAC, dari AI Sampai Berkelanjutan

Mohamad Mamduh • 18 November 2025 22:42
Singapura: Siemens Mobility menggarisbawahi pergeseran strategis dalam industri transportasi Asia-Pasifik (APAC), seiring dengan uji coba perdana teknologi persinyalan terbarunya Signaling X di Singapura.
 
Dalam sebuah wawancara eksklusif, CEO Siemens Mobility Asia Pasifik, Michel Obadia, memaparkan visi perusahaan yang bertumpu pada dua pilar utama: adopsi digitalisasi masif seperti Kecerdasan Buatan (AI) dan perubahan pola pikir pelanggan dari biaya awal termurah ke Biaya Siklus Hidup (Life Cycle Cost) jangka panjang.
 
Obadia menggambarkan APAC sebagai kawasan yang sangat menantang, dengan akronim "VUCA"—Volatile (Gampang Berubah), Uncertain (Tidak Pasti), Complex (Rumit), dan Ambiguous (Ambigu).

"Ini adalah gambaran besarnya. Ini adalah realitas," ujar Obadia. Ia membedakan antara pasar high-end seperti Singapura dan Australia, dengan pasar yang baru berkembang (emerging market) di sektor perkeretaapian seperti Vietnam dan Kamboja.
 
Menariknya, Obadia mengkategorikan Indonesia dan Malaysia sebagai pasar yang lebih matang, terutama Indonesia yang memiliki sejarah jaringan mainline (lintas raya) selama puluhan tahun berkat kemitraan historis dengan Eropa dan kini Jepang.
 

Satu Platform, Adaptasi Berbeda

Untuk menavigasi kompleksitas "VUCA" ini, strategi Siemens Mobility adalah menyediakan solusi global yang dipastikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tiap pasar.
 
"Di Singapura, misalnya, kami meningkatkan solusi untuk memenuhi ekspektasi dan persyaratan yang lebih banyak," jelasnya. "Sementara untuk pasar lain, kami mungkin hadir dengan solusi yang lebih generik.
 
Meskipun fundamental teknologinya berasal dari platform yang sama, Obadia mengakui harga bisa berbeda secara signifikan. Ini bukan karena teknologinya, melainkan karena biaya lokal seperti tenaga kerja. "Di Australia, biayanya jauh lebih tinggi daripada di Malaysia dan Indonesia. Tentu saja, Singapura jauh lebih tinggi," tambahnya.
 
Acara ini berpusat pada Signaling X, yang disebut Obadia sebagai contoh sempurna penerapan teknologi baru seperti digitalisasi dan AI pada sistem persinyalan mass transit.
 
Namun, digitalisasi tidak berhenti di situ. Ia menyoroti pentingnya predictive maintenance (perawatan prediktif), yang melampaui perawatan preventif standar. Teknologi ini juga memberdayakan penumpang melalui aplikasi seluler yang memungkinkan mereka mengoptimalkan perjalanan dari A ke B, bahkan memilih rute yang paling berkelanjutan dengan emisi CO2 terendah.
 
Menjawab isu keberlanjutan dan target net zero di banyak negara APAC, Obadia menegaskan komitmen Siemens. Untuk mass transit (Metro/LRT), solusinya adalah elektrifikasi yang ditenagai oleh grid, yang jauh lebih efisien dalam jejak karbon. Menurutnya, semua otoritas di Jakarta, Singapura, dan Malaysia menginginkan transportasi publik yang ditenagai oleh grid.
 
Untuk mainline dan sektor pertambangan yang masih menggunakan diesel, Siemens Mobility menyediakan solusi transisi, seperti catu daya campuran (baterai dan elektrifikasi). Obadia menyebut PT Freeport sebagai salah satu perusahaan yang melirik solusi ini.
 

Visi 5 Tahun: Perubahan Pola Pikir

Menatap lima tahun ke depan, Obadia memprediksi dua transformasi besar.
 
Pertama, transformasi di tingkat operator. Seiring makin digitalnya capex (belanja modal) yang dipasok, operator dan petugas pemeliharaan harus "memastikan mereka meningkatkan keterampilan (upskilling) organisasi mereka". Ini penting untuk membangun kompetensi lokal yang tangguh.
 
Kedua, perubahan mindset fundamental dalam cara pelanggan membeli teknologi.
 
"Pelanggan tidak akan lagi membeli karena [harganya] paling murah saat pasokan," tegas Obadia. "Mereka akan membeli karena life cycle cost, capex yang dipasok, ditambah biaya operasi, pemeliharaan, pasokan energi, dll., selama siklus 30 tahun, jauh lebih bermanfaat bagi mereka."
 
Peluncuran Signaling X di Singapura ini, menurutnya, tentang mendorong perubahan pola pikir industri transportasi APAC menuju efisiensi jangka panjang dan keberlanjutan. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan