Consumer BDM AMD Indonesia, Armawati Chen menjelaskan, biasanya, laptop ultra thin hanya menggunakan CPU tanpa discrete VGA. Alasannya karena keberadaan discrete VGA tidak hanya akan membuat bodi laptop menjadi lebih besar, tapi juga karena ia akan menghabiskan daya lebih banyak.
"Ultra thin laptop jarang menggunakan VGA. Delapan puluh persen laptop ultra thin hanya memiliki prosesor, karena ia mengutamakan mobilitas dan baterai yang bertahan lebih lama," kata Armawati.
"Jika ditambahkan discrete VGA, laptop akan memakan daya lebih, desain juga menjadi lebih kompleks."
Ryzen Mobile menggabungkan CPU dan VGA ke dalam satu chip, kata Armawati. Karena itulah, prosesor bisa tetap memberikan performa grafis yang baik dan tetap menghemat daya.

Untuk masalah spesifikasi, Yoga 530 menggunakan Ryzen 5-2500U dengan RAM 8GB (2x4GB), dan SSD PCIe sebesar 256GB.
Deddie Sionader, 4P Manager dan T1 Tablet Lenovo Indonesia mengatakan, kedua RAM pada Yoga 530 tidak terpasang pada motherboard. Dengan begitu, pengguna bisa lebih leluasa jika mereka ingin melakukan upgrade RAM.
Yoga 530 dilengkapi dengan dua port USB 3.0, satu port USB-C, port audio, port HDMI dan 4-in-1 card slot. Laptop ini memiliki layar 14 inci dengan resolusi Full HD dan bobot 1,6 kilogram. Deddie mengatakan, baterai Yoga 530 dapat bertahan selama sekitar 8 jam.
Mengingat Yoga 530 ditujukan untuk para kreator konten, Lenovo juga sudah melengkapinya dengan Active Pen. Stylus ini menggunakan baterai AAAA. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengguna mengganti baterai jika baterai habis.

Lenovo Yoga 530 juga sudah cukup baik untuk digunakan bermain game seperti Dota 2, Fortnite dan League of Legends. Deddie mengatakan, Yoga 530 juga dilengkapi dengan fitur Rapid Charge. Jika baterainya diisi selama 15 menit, laptop ini akan bisa digunakan selama 2 jam. Laptop ini juga bisa digunakan untuk mengisi baterai ponsel bahkan ketika ia berada dalam keadaan mati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News