Sekarang, jaringan 4G Smartfren masih sangat terfokus di Jawa. Saat ditanya persebaran dari 100 kota baru tersebut, Derrick menjawab, "Kalau soal populasi, 70 persen populasi Indonesia itu kan di Jawa," katanya. "Tapi, kita juga akan menambahkan jaringan 4G ke daerah Sumatera dan Sulawesi."
Untuk kawasan Kalimantan, Smartfren baru saja memperluas jangkauan 4G mereka ke Pontianak. Satu hal yang pasti, kata Derrick, Smartfren akan berusaha mempertahankan gelarnya sebagai operator yang memiliki jangkauan 4G terluas.
Smartfren menggunakan teknologi carrier aggregation dengan menggabungkan TDD pada frekuensi 2.300MHz dan FDD dengan frekuensi 850MHz. FDD andal dalam memberikan jangkauan yang luas, tapi kapasitasnya sedikit. Sebaliknya, TDD menawarkan kapasitas tinggi tapi jangkauan yang lebih sempit.
Derrick menjelaskan, Smartfren akan melakukan pemetaan mengenai dimana teknologi TDD dan FDD digunakan. Biasanya, hal ini ditentukan berdasarkan populasi sebuah kawasan dan juga tingkat trafik di area tersebut.
"Kalau populasinya sangat padat, penggunaan internetnya sangat tinggi, tentunya diperlukan bantuan teknologi TDD," kata Derrick. Sebaliknya, dia menjelaskan, di kawasan kota kedua atau kabupaten, yang populasinya tidak sebesar kota-kota besar dan trafik datanya tidak terlalu besar, maka Smartfren tidak akan menggunakan TDD karena penggunaan FDD saja sudah cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News