Reuben Koh, Director of Security Technology and Strategy, APJ.
Reuben Koh, Director of Security Technology and Strategy, APJ.

Akamai Hunt, ‘Si Pemburu’ Ancaman Siber

Mohammad Mamduh • 29 Mei 2023 15:29
Jakarta: Terjadinya serangan ransomware terhadap sebuah bank nasional, baru-baru ini, membuktikan bahwa para pelaku kejahatan siber tidak pernah tidur. Banyak perusahaan, terutama yang bergerak di bidang keuangan maupun e-commerce memiliki attack surface yang besar.
 
Hal ini dipicu oleh pertumbuhan bisnis dan pengadopsian teknologi seperti komputasi multi-cloud, API, dan sebagainya,untuk mendorong upaya transformasi digital. Attack surface pun meluas dan banyak perusahaan ternyata tak punya visibilitas yang menyeluruh terhadap seluruh infrastruktur mereka.
 
‘Titik buta’ inilah yang diincar oleh penjahat siber untuk diam-diam melancarkan serangan. “Perusahaan membutuhkan cara yang lebih baik, tidak hanya mengurangi attack surface untuk menurunkan risiko tereksploitasi, tapi juga harus proaktif mencari ancaman yang tidak terdeteksi dengan menggabungkan keahlian keamanan mereka sendiri dengan layanan pemburu ancaman (threat-hunting) terkelola, untuk mendeteksi ancaman sebelum menyebabkan bahaya dan merugikan bisnis mereka,” kata Reuben Koh, Director of Security Technology and Strategy, APJ.
 
Akamai telah meluncurkan sebuah layanan keamanan unik yang disebut Akamai Hunt, yang tugasnya membantu perusahaan mendeteksi dan menciduk ancaman yang jago bersembunyi di balik sistem pertahanan tradisional.
 
Para ‘pemburu’ di Akamai Hunt akan menggagalkan taktik jahat seperti pergerakan lateral, eksekusi malware, dan sebagainya, supaya perusahaan tak sampai mengalami bencana.
 
“Jika ada insiden penting yang terdeteksi di jaringan Anda, tim Akamai Hunt akan bekerja sama dengan tim Anda untuk memulihkan aset yang disusupi untuk mendapatkan respons yang cepat,” ucap Reuben.
 
Akamai Hunt adalah layanan terkelola (managed service) yang akan memanfaatkan produk khusus dari Akamai yang disebut Akamai Guardicore Segmentation yang sudah digunakan oleh bisnis yang menggunakan layanan mereka.
 
Tim Akamai Hunt akan mengumpulkan dan mengkorelasikan data dari lingkungan si bisnis dan platform Akamai untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dalam sistem maupun jaringan klien. 
 
Data dari infrastruktur lokal dan data perilaku di Akamai Guardicore Segmentation, masih akan dikombinasikan dengan data masif yang ada di Global Threat Data yang dikumpulkan oleh Akamai selama melayani lalu lintas internet dunia setiap hari.

Selain itu ada tim lengkap yang terdiri dari para pakar intelijen keamanan, analitik, dan ‘pemburu ancaman’ yang akan membantu perusahaan. Reuben menjelaskan Akamai Hunt juga menggunakan machine learning untuk mengidentifikasi ancaman. Data dari internal Akamai mendapati bahwa machine learning Akamai memiliki insight mengenai aktivitas berbahaya dari lebih dari 1,3 miliar interaksi klien setiap hari.
 
“Saat perilaku mencurigakan baru terdeteksi, tim pemantau keamanan akan mengirimkan pemberitahuan ke tim Anda melalui portal Akamai Guardicore Segmentation atau saluran komunikasi pilihan Anda lainnya, seperti email atau pesan instan,” kata Reuben Koh.
 
Layanan Akamai Hunt diklaim memberikan dukungan kepada perusahaan untuk menemukan ancaman paling canggih sekalipun di berbagai lingkungan yang penting, seperti pusat data on premise hingga ke kluster Kubernetes di cloud, dan meningkatkan keamanan perusahaan secara instan.
 
Di sisi lain, layanan ini ternyata tak butuh biaya tambahan. “Akamai Hunt beroperasi sebagai extension dari tim keamanan Anda dan akan memperingatkan Anda akan insiden yang dipercaya bakal berdampak bagi organisasi. Hasilnya adalah berkurangnya alert fatigue, zero false positive, dan disrupsi minimal pada bisnis Anda,” lanjut Reuben.
 
Pengguna Akamai Guardicore Segmentation juga bisa mendapatkan layanan bernama Agentless Segmentation, yang membantu mereka memperluas manfaat Zero Trust ke perangkat IoT (Internet of Things) dan OT (Operational Technology) yang terhubung.
 
Ancaman terhadap perangkat IoT dan OT memang tergolong tinggi. Serangan yang umum melanda perangkat ini antara lain serangan terhadap pemantauan jarak jauh dan perangkat manajemen, serangan melalui web, dan serangan terhadap basis data (brute force atau exploit).
 
“Mengamankan perangkat IoT dan OT sulit bagi bisnis karena perangkat IoT secara by design biasanya unmanaged dan tidak aman,” lanjut Reuben. Setelah diimplementasikan, software perangkat IoT jarang di-update. Perangkat IoT yang terhubung menjadi titik masuk serangan yang mudah.
 
“Dengan Agentless Segmentation dari Akamai, organisasi dapat mengurangi attack surface mereka, dan menerapkan kebijakan Zero Trust pada perangkat yang tidak dapat menjalankan perangkat lunak keamanan berbasis host.”
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan