Jumlah pelanggan tersebut lebih tinggi dari jumlah yang diprediksi perusahaan tersebut sebelumnya, menjadikan Spotify sebagai layanan streaming pertama yang melampaui jumlah pelanggan berbayar lebih dari 200 juta.
Mengutip GSM Arena, pengguna aktif bulanan (MAU) Spotify mencapai 489 juta, termasuk pelanggan yang menggunakan layanan dengan iklan. Sebagai perbandingan, Spotify memiliki 195 juta pelanggan premium di akhir Q3 tahun 2021 lalu dan 456 juta MAU.
Tambahan 33 juta MAU menjadi pertumbuhan pada Q4 terbesar yang pernah dialami oleh Spotify. Untuk berita buruk, Chief Financial Officer Spotify Paul Vogel mengungkap bahwa pihaknya telah mengetahui bahwa tahun 2022 akan menjadi tahun investasi.
Dalam wawancara yang sama, Vogel melanjutkan bahwa tahun 2023 dinilai Spotify akan menjadi tahun perlambatan investasi bagi perusahaannya, sehingga akan terdapat pengeluaran operasional sedangkan pendapatan akan terus meningkat.
Spotify memperluas cakupan layanannya ke ranah podcast dan audiobook, yang menjadi saluran pengeluaran baru. Hal ini menyebabkan kerugian pada Q4 akan membengkak dari EUR39 juta (Rp633,6 miliar) pada tahun 2021 menjadi EUR270 (Rp4,4 triliun) pada tahun 2022 lalu.
Peningkatan kerugian ini disebabkan oleh biaya periklanan lebih besar dan keputusan untuk mempekerjakan pegawai baru, meski pada pekan sebelumnya, Spotify mengumumkan bahwa pihaknya akan mengurangi jumlah pegawai sebesar enam persen, sekitar 600 pegawai.
Total pendapatan Spotify untuk tahun 2022 sebesar EUR3,2 miliar (Rp51,9 triliun), meningkat 18 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebagai informasi, sebesar EUR2,7 miliar (Rp43,9 triliun) dari total pendapatan tersebut berasal dari layanan berlangganan premium.
Sementara itu, memasuki bisnis podcast terbukti sebagai keputusan bijak yang diambil Spotify, sebab disebut sebagai salah satu alasan pendapatan layanan didukung iklan Spotify meningkat menjadi EUR449 (Rp7,3 juta) untuk kuartal tersebut.
Spotify memprediksi bahwa pengguna layanannya akan melampaui 500 juta pengguna pada bulan Maret mendatang, dan akan meningkatkan pelanggan premium menjadi 207 juta pelanggan. Sebagai informasi, CEO Spotify Daniel Ek menjelaskan bahwa Q1 selalu menjadi kuartal terkecil terkait pertumbuhan untuk perusahaannya.
Soal masa depan, Spotify menargetkan untuk menurunkan angka kerugian operasional pada tahun 2023 ini. Sedangkan untuk beberapa tahun mendatang, Spotify menargetkan mencapai satu miliar pengguna pada tahun 2030 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News