Dalam sebuah blog post yang diunggah kemarin, mantan teknisi Uber, Susan Fowler mengklaim bahwa ada banyak wanita di Uber yang mendapat pelecehan seksual dan protes mereka tidak dipedulikan oleh pihak HRD.
Fowler mengklaim, ada satu manager yang menggoda banyak wanita. Namun, pihak manajemen Uber terus menerus menolak untuk menghukumnya karena dia dianggap memiliki performa yang baik, lapor CNET.
"Apa yang dia ceritakan adalah sesuatu yang mengerikan dan tidak sesuai dengan prinsip yang kami percayai. Siapapun yang bertingkah seperti itu atau berpikir perilaku itu bisa diterima akan dipecat," ujar CEO Uber, Travis Kalanick melalui Twitter.
Fowler mengatakan, dia bekerja sebagai teknisi situs Uber sejak November 2015 hingga akhir tahun 2016. Dia berkata, dia tidak kuat lagi harus menghadapi pelecehan yang dia hadapi.
"Pada hari pertama saya dipindahkan ke satu tim, manager baru saya mengirimkan sekumpulan pesan melalui chat perusahaan," tulis Fowler.
"Dia sedang menjalin hubungan romantis terbuka, dia berkata, dan kekasihnya dapat dengan mudah menemukan kekasih baru tapi tidak begitu dengannya... Terlihat jelas bahwa dia berusaha untuk mengajak saya berhubungan seks dengannya."
Fowler mengklaim bahwa pihak manajemen memberitahunya bahwa "mereka tidak merasa nyaman untuk menghukumnya hanya karena kesalahan kecil yang dia perbuat."
Dalam beberapa bulan ke depan, dia menyebutkan bahwa dia bertemu banyak teknisi perempuan yang mengalami pengalaman yang sama dengan manager yang sama. Meskipun para wanita melaporkan hal ini pada HRD, Fowler berkata, "Tidak ada yang mereka lakukan."
Namun, dia menyebutkan, sang manager akhirnya "keluar" dari Uber.
Fowler juga menyebutkan adanya budaya seksis dan kebiasaan yang tidak profesional. Menurut Fowler, hal ini menyebabkan terhambatnya pekerjaan.
"Banyak proyek yang ditinggalkan begitu saja. Tujuan dan hasil diganti beberapa kali setiap kuartal," tulisnya. "Tidak ada yang tahu apa prioritas organisasi dari hari ke hari dan sedikit sekali yang akhirnya terselesaikan."
Masalah seksisme dan jarangnya wanita yang bekerja di Silicon Valley bukanlah hal baru. Saat ini, hanya sekitar 30 persen pekerja perusahaan teknologi adalah wanita. Namun, hanya 15 persen yang bekerja sebagai teknisi.
Dalam survei pada 2016 pada 200 wanita yang bekerja di Silicon Valley selama lebih dari 10 tahun, 60 persen responden mengatakan bahwa mereka menerima pendekatan seksual yang tidak diinginkan, 65 persen mengatakan, hal itu datang dari atasn mereka dan 1 dari 3 mengaku bahwa mereka khawatir akan keselamatan diri mereka sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News