Namun, bukannya menjadi ancaman, Cisco justru melihat startup adalah tempat belajar yang cocok untuk perusahaan besar.
“Startup bisa menjadi inspirasi. Mereka mempunyai inovasi, mampu bergerak cepat, dan berani mengambil risiko,” kata Ross Fowler, kata Vice President, Enterprise Segment and Digital Transformation, Cisco Asia Pacific and Japan, Ross Fowler, dalam acara ASEAN Cisco Connect & IoT Forum, 26-27 Mei 2016.
Baik perusahaan besar maupun startup memiliki kelebihan masinng-masing. Startup mampun memanfaatkan disrupsi digital dengan cermat, menghadirkan layanan baru atau terobosan lain yang bisa menopang perusahaan besar. Di sisi lain, mereka mempunyai beberapa keterbatasan, misalnya dari segi pendanaan.
“Perusahaan besar punya dana, punya nama, dan punya puluhan ribu karyawan. Mereka juga punya pelanggan dalam jumlah yang besar. Sebenarnya, startup dan mereka bisa saling berkolaborasi,” lanjut Ross. Kolaborasi ini bisa dalam berbagai hal, misalnya dengan bekerja sama mengembangkan layanan baru, atau memanfaatkan inovasi startup dalam meningkatkan kualitas perusahaan besar.
Ross melanjutkan, Cisco sebagai salah satu pemain yang sudah lama berkecimpung dalam layanan IoT, menerapkan strategi akusisi startup untuk menerapkan inovasi yang mereka miliki, ke dalam tubuh perusahaan secara menyeluruh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News