"Mulai banyak orang yang sadar bahwa laptop 2-in-1 menawarkan banyak fungsi," kata Ray.
Namun, berbeda dengan Microsoft Surface atau iPad Pro dari Apple, Dell memutuskan untuk membuat laptop 2-in-1 dengan fungsi utama sebagai laptop. Karena itulah, semua laptop 2-in-1 dari seri terbaru Inspiron memiliki engsel yang dapat diputar hingga 360 derajat, bukan layar yang dapat dilepas seperti Surface dan iPad Pro.
Ray menjelaskan, ada perbedaan karakteristik desain antara 2-in-1 yang dapat dilipat -- seperti jajaran Inspiron anyar Dell dan seri Yoga dari Lenovo -- dengan 2-in-1 yang layarnya dapat dilepas.
"Ada perbedaan fungsi pada 2-in-1 dengan layar yang dapat dilepas dan 2-in-1 yang dapat dilipat, misalnya pada berat dan keyboard," kata Ray. "Masing-masing model memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri."
Satu hal yang pasti, dia mengatakan, meski tidak mencolok, desain laptop 2-in-1 berbeda dengan laptop biasa. "Misalnya, peletakan antena. Kita harus memastikan bahwa antena tidak akan terhalang, tidak peduli mode apa yang digunakan pengguna," kata Ray. Contoh lainnya adalah dalam peletakan tombol power.
Saat ditanya apakah Dell akan fokus untuk membuat laptop 2-in-1 di masa yang akan datang, Ray menjawab, "Satu hal yang pasti, pasar 2-in-1 adalah pasar yang ingin dapat kami menangkan."
Selain itu, dia juga optimis teknologi VR (Virtual Reality) akan kembali membuat pasar PC bergairah. "Jika VR menjadi sesuatu yang disukai masyarakat luas, dan kami percaya ini akan terjadi, masyarakat akan tertarik untuk membeli PC baru karena PC lama tidak dapat menawarkan pengalaman penggunaan VR yang maksimal," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News