Spotify mengumumkan hasil laporan keuangan untuk kuartal kedua tahun 2025.
Spotify mengumumkan hasil laporan keuangan untuk kuartal kedua tahun 2025.

Pertumbuhan Spotify Q2 Melebih Ekspektasi

Lufthi Anggraeni • 01 Agustus 2025 10:32
Jakarta: Spotify mengumumkan hasil laporan keuangan untuk kuartal kedua tahun 2025 yang berakhir pada 30 Juni 2025. Laporan tersebut menunjukkan pertumbuhan jumlah pelanggan lebih tinggi dari perkiraan.
 
Namun, pendapatan perusahaan sedikit meleset dari panduan yang telah ditetapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa meski Spotify berhasil menarik lebih banyak pengguna, konversi menjadi pendapatan masih menjadi tantangan di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
 
Mengutip GSM Arena, pada kuartal ini, Spotify berhasil menambah 7 juta pelanggan premium, melampaui ekspektasi internal yang hanya menargetkan penambahan 5 juta pelanggan, sehingga total pelanggan premium menjadi 247 juta.

Pencapaian ini merupakan peningkatan signifikan sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kuat juga terlihat pada total pengguna aktif bulanan (MAU), mencapai 654 juta, melampaui target Spotify sebanyak 646 juta MAU.
 
Angka ini menunjukkan peningkatan 16% dari tahun ke tahun, dengan pertumbuhan yang merata di semua wilayah, terutama di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Eropa. Keberhasilan ini menegaskan posisi Spotify sebagai pemimpin pasar streaming musik global.
 
Kendati menunjukkan kinerja solid dalam pertumbuhan pengguna, pendapatan Spotify pada kuartal kedua mencapai EUR3,95 miliar (Rp74,7 triliun), sedikit di bawah panduan yang telah ditetapkan perusahaan. Pendapatan dari pelanggan premium mengalami peningkatan sebesar 14%, sementara pendapatan iklan menunjukkan lonjakan lebih impresif, yaitu 22%.
 
Namun, rata-rata pendapatan per pengguna atau Average Revenue Per User (ARPU) mencatatkan penurunan sebesar 3% menjadi EUR4,52 (Rp8,6 juta). Spotify menjelaskan bahwa penurunan ARPU ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk fluktuasi nilai tukar mata uang asing dan pertumbuhan lebih cepat di pasar negara berkembang.
 
Di sejumlah pasar ini, harga langganan cenderung lebih rendah, sehingga secara agregat mempengaruhi ARPU global. Dari sisi operasional, biaya Spotify mengalami peningkatan menjadi EUR1,08 miliar (Rp20,4 triliun).
 
Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh biaya terkait karyawan, termasuk kompensasi berbasis saham, serta investasi lebih besar dalam kegiatan pemasaran serta penelitian  dan pengembangan.
 
Kendati demikian, perusahaan berhasil membukukan laba operasi sebesar EUR107 juta (Rp2,02 triliun) dan laba bersih EUR10 juta (Rp189,3 miliar). Untuk proyeksi kuartal ketiga tahun 2025, Spotify menunjukkan optimisme dengan menargetkan 672 juta MAU dan 252 juta pelanggan premium.
 
Sementara itu, pendapatan diproyeksikan mencapai EUR4,05 miliar (Rp76,6 triliun). Proyeksi ini mencerminkan keyakinan perusahaan terhadap kemampuan mereka untuk terus menarik pengguna baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
 
Namun, tantangan dalam mengoptimalkan monetisasi per pengguna akan tetap menjadi fokus utama bagi Spotify di tengah persaingan ketat dari platform streaming lainnya dan perubahan preferensi konsumen.
 
Hasil kuartal kedua ini menunjukkan strategi pertumbuhan pengguna efektif, tetapi juga menyoroti perlunya adaptasi lebih lanjut dalam strategi pendapatan untuk mencapai target finansial lebih ambisius di masa mendatang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan