Dampak dari misinformasi atau hoax terkait Covid-19 sudah terlihat jelas, mulai dari masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan untuk pencegahan penularan Covid-19 hingga argumen untuk menolak menerima vaksin.
Dikutip dari Engadget, Presiden Amerika Serikat yaitu Joe Biden justru menganggap media sosial adalah penyebabnya misinformasi tersebut, bahkan jawaban tersebut ditujukan ke Facebook. Jawaban Biden disampaikan saat diwawancarai jurnalis usai tiba di Gedung Putih, Washington DC.
JUST NOW: I asked @POTUS about COVID misinformation and his message to social media companies, like @Facebook.
— Peter Alexander (@PeterAlexander) July 16, 2021
“They’re killing people,” he told me. pic.twitter.com/jU4CJCPkD4
Jurnalis NBC News, Peter Alexander, membagikan momen tersebut lewat akun Twitter miliknya @PeterAlexander. Dia mengajukan pertanyaan kepada Presiden AS terkait misinformasi Covid-19 yang terus beredar dan pesannya kepada perusahaan media sosial termasuk Facebook.
“Misinformasi Covid-19, apa pesan Anda untuk platform seperti Facebook?” tanya Alexander. “Mereka membunuh orang-orang, maksud saya, kita lihat bahwa pandemi yang terjadi sebenarnya hanya di antara mereka yang tidak menerima vaksin, dan mereka membunuh orang-orang,” jawab Biden.
Jawaban Biden memang tidak begitu jelas maksudnya ditujukan kepada Facebook dan media sosial lain atau kepada misinformasi tersebut. Banyak pihak yang meyakini jawaban tersebut ditujukan kepada Facebook dan media sosial yang hingga saat ini dinilai tidak bisa bisa membendung laju misinformasi atau hoax Covid-19.
Reporter: "What's your message to platforms like Facebook?"
— The Hill (@thehill) July 16, 2021
President Biden: "They're killing people." pic.twitter.com/jrAvQpG7i0
Pernyataan dianggap sebagai respon atas sikap badan US Public Health Service Commissioned Corps yang membuat pengumuman terkait bahaya misinformasi dalam usaha memerangi pandemi Covid-19. Mereka merasa bahwa platform media sosial tidak mengambil sikap tegas.
Di Indonesia kondisi tersebut juga sangat terasa mengingat sejumlah sosok public figure turut menjadi penyebar misinformasi atau hoax Covid-19 dan mengklaim virus tersebut tidak berbahaya seperti yang diberitakan media.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News