Pada hari Jumat, Kementerian Transportasi Tiongkok mengatakan bahwa mereka akan mulai melakukan inspeksi menyeluruh mulai 5 September mendatang, lapor CNET.
Keputusan ini pemerintah ambil setelah seorang pengendara dari layanan transportasi terbesar di Tiongkok, Didi Chuxing, diduga membunuh seorang wanita berumur 20 tahun yang menjadi penumpang.
Setelah terjadi kasus pembunuhan lain, Didi menangguhkan layanan Hitch mereka. Layanan Hitch memungkinkan beberapa penumpang yang memiliki tujuan yang berdekatan untuk menggunakan kendaraan yang sama.
Didi bukanlah satu-satunya perusahaan transportasi online yang harus mengatasi pengendara yang melakukan tindakan kriminal. Di Amerika Serikat, baik Uber dan Lyft juga menjadi perhatian masyarakat karena sebagian pengendaranya dituduh melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan.
Selama 4 tahun belakangan, sebanyak 103 pengendara Uber dan 18 pengendara Lyft dikabarkan telah melakukan pelecehan seksual pada penumpangnya.
Tindakan pelecehan tersebut termasuk pemerkosaan, menyentuh paksa dan penculikan, menurut investigasi yang dilakukan oleh CNN pada bulan Mei.
Dari semua pengendara yang dituduh tersebut sebanyak 31 pengendara Uber dan 4 pengendara Lyft telah dihukum. Perusahaan-perusahaan transportasi online mengakui akan adanya masalah ini dan berusaha untuk meningkatkan keamanan layanan mereka.
Didi menyambut niat baik pemerintah. "Kami akan bekerja sama penuh dengan pemerintah dan menyediakan reformasi keamanan yang menyeluruh dan memenuhi tanggung jawab kami untuk menyediakan pengalaman transportasi online yang aman untuk pengguna," kata juru bicara Didi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News