Kendati digadang sebagai teknologi yang akan banyak membantu masyarakat, namun popularitas teknologi ini juga tidak lepas dari kekhawatiran masyarakat. Teknologi ini dikhawatirkan akan menghilangkan beberapa pekerjaan.
Managing Director Global AI Business at Google Cloud Caroline Yap berpendapat bahwa AI juga akan menciptakan banyak pekerjaan baru. Yap juga berpendapat bahwa AI dapat membantu manusia melakukan banyak hal yang seharusnya manusia lakukan karena hanya ada cara manual untuk melakukannya.
“Karenanya, kini dengan generatif AI, jika kita bisa mengotomatisasi banyak hal seperti membaca banyak dokumen dan kemudian menulis ringkasan, kenapa tidak menggunakan AI generatif untuk membantu kita melakukannya,” ujar Yap.
Teknologi AI dapat membantu masyarakat untuk mengurangi waktu yang harus dihabiskan dalam mengerjakan sejumlah tugas, terutama tugas yang terus berulang. Karenanya, tugas di banyak pekerjaan yang dapat digantikan atau ditambahkan dengan AI generatif.
Namun hal ini berarti pekerja yang mengerjakan hal tersebut dapat melakukan pekerjaan dengan nilai lebih tinggi. Karenanya, Yap menyebut masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan teknologi ini dan berusaha untuk mendapatkan cara untuk menjadikan teknologi ini bermanfaat.
Sementara itu, banyak pihak menilai kehadiran teknologi ini akan mengubah masyarakat menjadi pemalas. Namun Yap menyebut orang pemalas akan selalu ada terlepas dari jenis dan kemampuan teknologi yang membantu mereka.
Kendati demikian, Yap menegaskan bahwa AI hanya akan sebaik kemampuan manusia, seperti teknologi lainnya. Artinya, AI akan semakin canggih dan berkembang seiring dengan perkembangan kemampuan manusia yang membuat dan memperbarui teknologi ini.
“Sehingga, jika masyarakat ingin menggunakan teknologi dan ingin menampilkan dan menegaskan kemampuan diri secara kreatif, AI generatif bisa menjadi alat bantu yang tepat untuk mereka,” lanjut Yap.
Karenanya, teknologi ini akan mengharuskan masyarakat untuk menjadi manusia yang terlibat belajar untuk menjadi lebih kuat melalui umpan balik manusia karena manusia mungkin tumbuh dengan budaya berbeda.
Disinggung soal kesiapan pelaku bisnis Indonesia dalam menyambut dan memanfaatkan teknologi AI generatif dalam menjalankan bisnis mereka, Yap menilai bisnis Indonesia telah cukup siap dalam memanfaatkan AI generatif.
Dalam gelaran acara Google Cloud Summit 2024, Yap menyebut sejumlah pelanggan Google hadir dan mengindikasikan kesiapan mereka dalam memanfaatkan AI generatif dalam operasionalisasi bisnis keseharian mereka.
Selain itu, Yap juga menyebut bahwa banyak dari pelanggan ini juga memastikan bahwa mereka menggunakan teknologi AI generatif untuk akses eksternal seperti agen layanan konsumen dan chatbot layanan konsumen.
Google menilai minat perusahaan di Indonesia terhadap pemanfaatan teknologi AI generatif tergolong besar, termasuk dari instansi pemerintah. Salah satunya adalah Kementerian Kesehatan yang juga mencoba memanfaatkan alat AI generatif ini untuk menghadirkan layanan lebih baik untuk warga dan penduduk.
“Tidak hanya di kota besar, kami juga menemukan minat di penjuru Indonesia, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan startup yang ingin menguji dan mengadopsi teknologi AI generatif, serta mengadopsi dan menerapkannya ke tahap produksi untuk penggunaan bisnis harian,” ujar Yap.
Sementara itu, disinggung soal perbedaan utama antara AI generatif dan pendekatan lain dalam mengoptimalkan proses kreatif dan produktif di UMKM, Yap menjelaskan bahwa generatif AI mengakselerasi banyak proses tersebut terlepas dari ukuran dari perusahaan atau bisnis.
Google juga menemukan bahwa perusahaan besar memiliki banyak aset kreatif sehingga mereka harus melalui proses lebih rumit untuk bisa mendapatkan pemahaman. Selain itu, teknologi ini juga disebut memungkinkan penggunanya saling berbagi hal penting.
“Dari perspektif UMKM, pengguna yang andal membuat batik bisa terfokus membuat batik dan tidak perlu direpotkan soal proses kreatif di bidang promosi atau pemasaran seperti unggahan di Instagram, video TikTok atau ide kreatif untuk email kampanye dan lainnya,” ujar Yap.
Lebih lanjut Yap menjelaskan bahwa alat AI generatif memungkinkan pengusaha mengakselerasi perilisan produk hanya dengan kemampuan menciptakan agen untuk bahan promosi, membantu nilai saham di berbagai distributor mitra.
Berbagai aktivitas operasional akan menjadi lebih mudah jika bisnis menggunakan model generatif untuk memberikan berbagai jawaban sehingga pelaku bisnis dapat terfokus dalam menghasilkan produk yang mereka kuasai.
Soal momok bahwa teknologi itu mahal, Yap menjelaskan bahwa UMKM bisa memanfaatkan program kemitraan yang ditawarkan untuk mengadopsi teknologi tersebut. Selama memiliki mitra yang baik, Yap meyakini usaha akan dapat mendapatkan manfaat dari teknologi dengan lebih mudah.
“Setelahnya memanfaatkan dan mengetahui kasus penggunaan yang coba diselesaikan, pelaku usaha akan menyadari bahwa teknologi ini cukup terjangkau. Karena sebagian besar perusahaan tidak mengetahui nilai yang bisa teknologi hadirkan kecuali benar-benar dipikirkan,” tambah Yap.
Dengan memanfaatkan teknologi AI generatif berbasis Google Cloud, pelaku UMKM bisa melakukan banyak hal, dicontohkan Yap seperti menciptakan chatbot atau memahami kebutuhan pegawai terkait dengan kondisi yang mereka alami.
Yap juga menegaskan bahwa pelaku bisnis bisa mengandalkan mitra terpercaya, termasuk Google, untuk membantu dalam mengoperasikan dan mempelajari teknologi AI yang diterapkan pada operasional bisnis, sehingga tidak perlu khawatir jika belum memahami dan menjalankan teknologi itu sendiri.
Google berkomitmen dalam membantu mitra dan pelanggan terkait hal ini, terlepas dari ukuran usaha dengan bantuan ekosistem mitra untuk menyelesaikan kekhawatiran tersebut. Kekhawatiran ini, nilai Yap, disebabkan kebingungan yang dimiliki oleh pelaku usaha.
Selain itu, pelaku UMKM juga disebut Yap tidak perlu mengkhawatirkan soal biaya, karena melalui gelaran Google Cloud Summit 2024, Google menunjukan bahwa tidak ada kasus penggunaan yang terlalu besar ataupun terlalu kecil.
“Masih banyak hal penting, tapi masih banyak cara untuk memanfaatkan teknologi, dan pelaku usaha tidak perlu merupakan perusahaan bernilai jutaan atau milyaran untuk bisa memanfaatkan teknologi ini,” ujar Yap.
Sementara itu, Google Cloud mempersiapkan untuk membantu UMKM dan startup memahami dan mengintegrasikan teknologi dalam usaha mereka. Salah satunya adalah Bangkit, bagian dari program Kampus Merdeka, hasil kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Google juga mempersiapkan program online bertajuk Google AI Essential, ditujukan untuk membantu lebih banyak orang mendapatkan keterampilan AI. Kursus ini tidak mensyaratkan peserta memiliki pengalaman AI, serta dirancang untuk membantu pihak dari berbagai industri untuk belajar melalui praktik penggunaan alat-alat AI.
Menutup wawancara, Yap kembali menegaskan komitmen Google dalam memastikan bahwa pihaknya dapat menyuguhkan nilai baik dengan teknologi yang ditawarkannya, kepada perusahaan di Indonesia, baik berskala besar maupun kecil.
“Saat ini, Google berkolaborasi erat dengan pemerintah, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi, untuk mewujudkan komitmen kami,” pungkas Yap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id