Pada September, Uber berkata bahwa mereka akan menutup bisnis sewa kendaraan mereka, yang mengalami kerugian besar.
Selama beberapa bulan belakangan, Xchange Leasing telah mulai menghentikan operasinya, yang dibuat untuk menjual mobil baru pada pengendara Uber, menjual mobil melalui sistem lelang.
The Wall Street Journal melaporkan, dengan lebih dari 30 ribu kendaraan, Xchange Leasing bernilai sekitar USD400 juta (Rp5,4 triliun). Media yang melaporkan perjanjian Uber dengan Fair pertama kali itu menyebutkan bahwa Uber merugi sekitar USD9 ribu (Rp122 juta) per mobil, 18 kali lipat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Per Agustus, Xchange Leasing memiliki sekitar 14 ruang pameran di Amerika Serikat. Ketika diminta berkomentar, baik Fair dan Uber menolak untuk menjawab.
Uber meluncurkan Xchange Leasing pada 2015 dengan tujuan untuk menarik pengendara yang tidak mampu membeli mobil. Xchange Leasing menawarkan pembayaran dan batasan jarak tempuh kendaraan yang lebih fleksibel dari perusahaan leasing biasa.
Namun, banyak pengendara Uber yang protes akan tindakan semena-mena Xchange Leasing. Mereka berkata, bayaran untuk Xchange Leasing begitu tinggi, memaksa mereka untuk menyopir sepanjang hari hanya untuk membayar mobil. Mereka hanya mendapatkan sedikit keuntungan atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan keuntungan.
Fair akan menawarkan pekerjaan untuk sekitar 150 sampai 500 orang dari Xchange Leasing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id