Pemilihan Semarang sebagai lokasi Innovation Day didasari oleh pertumbuhan ekonomi positif Jawa Tengah sebesar 4,96% pada Triwulan I 2025, yang melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi signifikan dari sektor industri, dengan nilai ekspor mencapai USD 9,23 juta pada Januari-Oktober 2024, menempatkan Jawa Tengah sebagai motor penggerak industri nasional.
Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, yang turut hadir dalam forum ini, menekankan pentingnya sinergi antara pelaku industri dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan daya saing global.
Martin Setiawan, President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, menyoroti bahwa digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan fondasi penting untuk memperkuat daya saing industri nasional sekaligus menekan emisi karbon.
“Di kota seperti Semarang, adopsi teknologi menjadi semakin relevan untuk mendorong efisiensi dan keberlanjutan. Melalui Innovation Day, kami ingin mendorong dialog, kolaborasi, dan aksi nyata agar transformasi digital dapat dijalankan secara inklusif dan berdampak di seluruh sektor industri,” ujarnya.
Forum diskusi panel bertajuk “Mempercepat Pertumbuhan Industri Berkelanjutan dengan Digitalisasi dan Otomasi” membahas bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk efisiensi, penurunan emisi, dan penguatan daya saing jangka panjang.
Bambang Wijanarko, Kepala Biro Pengendalian Kawasan Ekonomi Khusus, Sekretariat Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, menegaskan bahwa pengembangan kawasan ekonomi khusus hijau dan terintegrasi adalah strategi krusial dalam memperkuat daya saing industri.
Polytron, sebagai salah satu contoh keberhasilan perusahaan nasional dalam mengadopsi Industri 4.0, membagikan pengalamannya. Ketut Wihardika, Production Director Polytron, menyatakan bahwa transformasi digital mereka tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memperkuat daya saing dan keberlanjutan jangka panjang.
“Dengan integrasi teknologi seperti automasi operasional situs produksi dan sistem manajemen energi, kami mampu mengoptimalkan operasi tanpa mengorbankan efisiensi,” tambahnya.
Diskusi lain berfokus pada Menjawab Tantangan Gedung Masa Depan dengan Manajemen Energi, menyoroti urgensi implementasi Permen ESDM No. 8 Tahun 2025 tentang Manajemen Energi.
Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa hingga akhir 2023, hanya 79 dari 4.751 bangunan gedung yang diwajibkan telah melakukan audit energi berkala, mencerminkan kebutuhan akan peningkatan kolaborasi dan inovasi.
Dalam acara ini, Schneider Electric juga memamerkan berbagai solusi unggulan berbasis IoT, seperti SM AirSet, EcoStruxure Building Operation, dan PowerLogic Protection & Control, yang mendukung pengelolaan energi cerdas dan otomasi industri.
Solusi-solusi ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata tentang penerapan teknologi untuk efisiensi di berbagai sektor industri dan gedung. Innovation Day Semarang menegaskan komitmen Schneider Electric dalam mendukung upaya Indonesia menuju target nol emisi 2060.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News