Ilustrasi
Ilustrasi

Startup Regtech Tookitaki Masuk Indonesia

Mohammad Mamduh • 23 September 2022 15:13
Jakarta: Perusahaan Regulatory Technology (regtech) Asia Tenggara, Tookitaki melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia guna mendukung pemberantasan kasus pencucian uang.
 
Tookitaki juga sudah dipercaya oleh berbagai institusi keuangan dunia dalam memberikan solusi menyeluruh terhadap isu kejahatan keuangan.
 
Pada awal tahun ini, pemerintah telah membentuk gugus tugas untuk mencegah penyalahgunaan kebijakan perusahaan yang dapat mengarah kepada modus kejahatan keuangan sebagai bentuk komitmen dalam menjadi anggota Financial Action Task Force (FATF).
 
Hal tersebut juga didukung oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang sudah melakukan kegiatan serupa sejak 18 tahun silam guna mendapat kepercayaan dari negara anggota FATF lain.
 
Sementara itu, berdasarkan data PPATK, terdapat 73.000 transaksi keuangan mencurigakan di Indonesia pada 2021. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya dengan jumlah 68.057 transaksi.
 
Menjadi anggota FATF dapat menjadikan Indonesia lebih mudah diterima dalam perdagangan internasional, serta mendapatkan bantuan dalam memerangi pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.

Indonesia juga akan mendapatkan kesempatan dalam menentukan standar global dalam konteksnya sebagai negara berkembang dan mendapatkan kepercayaan dari investor asing.
 
“Indonesia merupakan pasar dengan potensi besar dan paling berpengaruh di region Asia Tenggara. Kami senang dapat menjadi bagian dalam ekosistem keuangan di Indonesia, sekaligus membantu usaha percepatan sebagai anggota FATF,” ujar Abhishek Chatterjee, Founder dan CEO Tookitaki.
 
Visi Tookitaki adalah memberantas kejahatan keuangan dengan mengedepankan pendekatan kolektif yang terbuka daripada tertutup yang seringkali dilakukan sekarang. Hal tersebut didukung oleh AML Ecosystem atau dinamakan The Hub dan Anti Money Laundering Suite (AMLS) atau disebut The Spoke.
 
AML Ecosystem didukung oleh para ahli dalam pemberantasan pencucian uang dan memiliki repositori tipologi. Repositori tersebut merupakan gudang data berisi kode dan pola indikasi pencucian uang.
 
AMLS memiliki empat modul utama: Transaction Monitoring, Smart Screening, Customer Risk Scoring, dan Case Manager. AMLS juga dapat digunakan dalam berbagai platform, meliputi Public Cloud, Private Cloud, dan pusat penyimpanan data.
 
“Apa yang membuat AMLS terdepan di bidang ini adalah bagaimana kita dapat mengetahui risiko kejahatan keuangan lebih luas dengan mendemokratisasikan informasi penting terkait pencucian uang melalui ekosistem yang terlindungi,” ujar Abhishek.
 
Tookitaki berharap dengan kehadirannya di Indonesia tidak hanya sekedar memerangi masalah pencucian uang saja, namun dapat berkontribusi lebih dalam membangun ekosistem finansial yang aman dalam berbagai sektor, termasuk perbankan, sistem pembayaran, dan lainnya.
 
Thunes, platform transaksi keuangan terdepan dunia, mengambil saham mayoritas di Tookitaki untuk mendukung ekspansi secara global dan bertujuan untuk memperkuat bisnisnya di region Asia Pasifik, termasuk Indonesia pada awal tahun ini.
 
Tookitaki juga akan merekrut talenta di Indonesia guna memperkuat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lokal terkait industri regtech yang dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan percepatan keanggotaan FATF.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan