Facebook diketahui mencari sukarelawan untuk menjual datanya. (Photo by JOEL SAGET / AFP)
Facebook diketahui mencari sukarelawan untuk menjual datanya. (Photo by JOEL SAGET / AFP)

Facebook Bayar Rp280 Ribu untuk Dapatkan Data Pribadi Remaja

Ellavie Ichlasa Amalia • 30 Januari 2019 17:07
Jakarta: Facebook memiliki program untuk mengumpulkan data pribadi dari sukarelawan yang dibayar. Program ini telah berjalan selama tiga tahun, lapor TechCrunch
 
Facebook dikabarkan membayar orang-orang berumur 13 tahun sampai 25 tahun hingga sebesar USD20 (Rp280 ribu) per bulan agar mereka memasang aplikasi bernama Facebook Research on iOS atau Android.
 
Aplikasi itu memonitor kegiatan pengguna di internet dan juga di ponsel mereka. Data itu kemudian dikirimkan ke Facebook. Perusahaan media sosial itu telah mengonfirmasi laporan ini. 

Sebelum ini, Facebook mengumpulkan data tersebut dari Onavo Protect, layanan VPN (Virtual Private Network) yang mereka akuisisi pada 2013. Data itu terbukti penting bagi Facebook untuk mengidentifikasi pesaing baru mereka.
 
Ini memungkinkan Facebook meniru fitur dari pesaingnya atau bahkan mengakuisisi perusahaan itu. 
 
Facebook menghapuskan aplikasi VPN ini pada tahun lalu setelah Apple menyebutkan bahwa aplikasi itu melanggar peraturan mereka terkait pengumpulan data pelanggan, menurut laporan The Verge
 
Untuk mengunduh aplikasi Research ini, para pengguna harus memasang sertifikat root khusus, yang membiarkan Facebook untuk melihat SMS dan email pribadi pengguna, kata kunci yang pengguna cari, serta aktivitas menjelajah internet mereka.
 
Aplikasi ini juga meminta pengguna untuk mengambil screenshot dari daftar barang yang mereka beli di Amazon dan mengirimkan gambar itu ke Facebook. 
 
Facebook tidak berkomentar ketika dihubungi. 
 
Program ini tampaknya melanggar peraturan yang ditetapkan oleh Apple dengan sertifikat enterprise yang memberikan akses ke root pada iPhone.
 
Sertifikat enterprise tujuannya adalah untuk memberikan akses pada perusahaan ke perangkat pekerjanya. Namun, sertifikat itu dilarang untuk dipasang di ponsel konsumen. 
 
TechCrunch menyebutkan, juru bicara Facebook mengatakan bahwa program ini tidak melanggar peraturan Apple meski dia tidak bisa menjelaskan mengapa program ini tidak melanggar ketentuan dari Apple. Facebook juga berusaha untuk menyembunyikan keterlibatan mereka sebelum aplikasi ini dipasang. 
 
Jika Apple menganggap apa yang Facebook lakukan melanggar peraturan mereka, perusahaan pembuat iPhone itu bisa memblokir sertifikat enterprise Facebook, membuat hubungan antar dua perusahaan semakin tegang. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan