Kali ini adalah pertama kalinya Snap memberikan laporan keuangan sejak mereka melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada bulan Maret. Ketika itu, nilai perusahaan mencapai USD28 miliar (Rp374 triliun). Sejak saat itu, Snap berusaha meyakinkan Wall Street bahwa mereka bisa mendapatkan uang dari iklan digital, meski Facebook telah meniru fitur-fitur Snap secara agresif.
Pada akhir Maret, Snap menyebutkan, mereka memiliki 166 juta pengguna harian, naik 5 persen dari kuartal sebelumnya. Angka tersebut di bawah perkiraan para analis. Sementara pertumbuhan pengguna per tahun menurun menjadi 36 persen, turun dari 48 persen pada kuartal sebelumnya. Snap melaporkan pendapatan sebesar USD150 juta (Rp2 triliun), lebih sedikit dari perkiraan Thomson Reuters, yaitu USD158 juta (Rp2,1 triliun).
CEO Snap, Evan Spiegel menolak untuk menggunakan teknik meningkatkan pertumbuhan pengguna dengan cepat yang digunakan oleh banyak perusahaan lain, termasuk mengirimkan banyak notifikasi pada pengguna.
"Itu adalah cara mudah untuk mendapatkan pengguna harian, tapi kami rasa, teknik tersebut tidak bisa digunakan dalam jangka panjang dan itu akan memengaruhi hubungan dengan konsumen," ujar Spiegel, seperti yang dikutip dari The Guardian.
Karena pertumbuhan pengguna yang melambat, Snap menunjukkan bahwa setiap harinya, terdapat 3 miliar snap dibuat oleh penggunanya, menunjukkan betapa aktifnya pengguna Snapchat.
Facebook, yang pernah ingin mengakuisisi Snapchat senilai USD3 miliar, telah menjadikan fitur kamera sebagai fokus dari berbagai aplikasi yang mereka bawahi, membuat fitur Story layaknya pada Snapchat. Belum lama ini, Facebook mengumumkan, pengguna aktif harian Instagram Stories telah mencapai 200 juta pengguna harian.
Terkait hal ini, Spiegel berkata, "Hanya karena Yahoo memiliki fitur pencarian tidak menjadikan mereka sebagai Google."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id