Aizen merupakan perusahaan fintech asal Korea Selatan dengan basis teknologi yang sejak tahun lalu sudah hadir di Indonesia menawarkan solusi bernama CreditConnect yang diklaim bisa menjembatani solusi perbankan untuk kepemilikan kendaraan listrik dan industri tersebut.
“Contoh yang baik dari hal ini adalah pasar mobil listrik yang sedang berkembang di mana bank enggan membiayai karena kurangnya pemahaman tentang merek yang akan datang, tetapi EV menghasilkan banyak data baru yang dapat dimanfaatkan dan dibuat oleh AIZEN penilaian dan model manajemen portofolio untuk lembaga keuangan,” tutur Damien Ngai, Country Director Aizen Indonesia.
Damien menyebut perusahaannya berkomitmen untuk memperluas ekosistem EV Indonesia, sekaligus memajukan model inovasi keuangan. Aizen membidik pelanggan yang ingin beralih ke mobil dan sepeda listrik.
Hadirnya Aizen tidak terlepas dari riset pasar yang memprediksi pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia. Riset yang dikutip Aizen menyebut pengembangan ekosistem kendaraan listrik dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,8 persen pada 2028.
“Pengembangan ekosistem kendaraan listrik tentunya akan mendukung transformasi menuju mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia pada Net Zero Emission dan rencana konkret untuk mempercepat dekarbonisasi,” tutur Damien.
“Dan Indonesia juga tengah mendorong transisi industri menuju EV, agar dapat menjadi pusat produksi kendaraan listrik,” imbuhnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Electric Mobility Ecosystem Association (AEML) dan AC Ventures, pasar kendaraan listrik Indonesia siap untuk tumbuh secara eksponensial, mencapai $ 20 miliar yang mengejutkan pada tahun 2030.
“Dengan dukungan pemerintah seperti subsidi dan kebijakan, perusahaan-perusahaan besar yang berkomitmen terhadap mandat ESG, dan juga meningkatkan literasi tentang EV, kami percaya 2024 akan menjadi tahun yang besar bagi pasar EV Indonesia,” katanya.
Damien menuturkan bahwa Aizen hadir di Indonesia dengan strategi dan pendekatan yang sudah disesuaikan, berbeda dari negara lain. Aizen berfokus ke kendaraan listrik roda dua di Indonesia.
“Kami percaya bahwa ini akan menjadi gelombang pertama adopsi massal. Dengan bermitra dengan perusahaan e-mobilitas dan logistik, kami berharap dapat memberikan pembiayaan yang terjangkau bagi para pengendara untuk memiliki kendaraan listrik dan meningkatkan tingkat adopsi kendaraan listrik,” jelasnya.
Aizen juga sudah menggandeng kemitraan dengan perbankan asal Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia, Sunindo Kookmin Best Finance dan Woori Finance.
“Ketika kami memiliki portofolio yang lebih besar, kami akan mulai menambahkan lebih banyak mitra lokal untuk menjaga aksesibilitas kredit yang kompetitif bagi semua orang,” ucap Damien.
Damien menyatakan keseriusan perusahaannya di Indonesia. Aizen akan mengupayakan distribusi investasi ke seluruh pasar dan ekspansi yang lebih luas di Indonesia.
“Mengingat bahwa kami berharap Indonesia akan menjadi pasar utama dalam hal EV, kami akan mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk mengembangkan jejak kami di sini,” ungkapnya.
Damien mengakui bahwa Aizen terus menambahkan kemitraan dengan banyak bisnis dan di berbagai segmen harga sehingga bisa memiliki database terkait kendaraan listrik yang luas, perilaku pengguna, serta tren industri itu sendiri.
“Data yang lebih baik memungkinkan kami untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang risiko, yang pada gilirannya menghasilkan persyaratan pembiayaan yang lebih baik untuk semua orang,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id