Dex akan dipasarkan seharga USD150 (Rp2 juta) dan mulai didistribusikan pada akhir April mendatang. Pada gambar yang dirilis Samsung, Dex berbekal port USB dan HDMI, serta jack Ethernet. Fitur ini menarik mengingat karakter alami ponsel merupakan perangkat yang terhubung secara nirkabel.
Dock ini hadir dalam dimensi kecil dan berbentuk lingkaran, serta menggunakan USB Type-C sebagai port charging serupa Galaxy S8. Selain itu, perangkat ini juga dibekali kipas pendingin di bagian dalam, diperkirakan untuk menjaga suhu ponsel sehingga dapat menyuguhkan performa layaknya desktop.
Antarmuka pengguna desktop sederhana, terdapat layar lockscreen, desktop, taskbar serupa perangkat Windows atau Chrome dengan ikon aplikasi. Pengguna dapat menggunakan dalam tampilan penuh, atau menampilkannya dalam jendela kecil.
Namun saat ini, aplikasi yang dapat digunakan pengguna baru aplikasi Android, dan tidak semua aplikasi tersebut menyuguhkan kenyamanan saat dijalankan pada ponsel atau perangkat berlayar kecil dan sempit.
Dex menjadi salah satu produk yang mengaburkan batasan antara ponsel dan desktop. Namun kehadirannya juga mendukung eksperimen Google terkait dengan mode multitasking pada sejumlah versi beta Android B, serta dukungan aplikasi Android pada Chrome OS.
Sementara itu sebelumnya, fitur Face Unlock Samsung Galaxy S8 dilaporkan masih memiliki kekurangan, setelah seorang YouTuber menunjukan keberhasilannya dalam membuka kunci perangkat menggunakan foto selfie.
Kehadiran Samsung Dex tentunya membuat ponsel teranyar Samsung Galaxy S8 menyediakan fitur unik seperti Windows Continuum besutan Microsoft. Harapannya, beragam fungsi yang ditawarkan mampu meningkatakan produktivitas penggunanya, terutama pebisnis mobile.
Pihak Samsung telah memastikan bahwa Dex juga akan tersedia untuk pasar Indonesia. Hanya saja, saat ini, belum ada kepastian mengenai tanggal peluncuran dan harga yang dipatok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
