CEO Microsoft, Satya Nadella. (AP Photo/Eric Risberg, File)
CEO Microsoft, Satya Nadella. (AP Photo/Eric Risberg, File)

Investasi di Ranah Cloud Sukses, Microsoft Capai Nilai Saham Tertinggi

Ellavie Ichlasa Amalia • 21 Oktober 2016 14:35
medcom.id: Kemarin, saham Microsoft mencapai nilai tertinggi, yaitu USD60.75 (Rp792 ribu), mengalahkan nilai sahamnya pada tahun 1999.
 
Laporan keuangan Microsoft bahkan melampaui perkiraan Wall Street. 
 
Tidak hanya itu, masa depan Microsoft, yang ada pada bisnis yang mereka sebut "intelligent cloud", naik 8 persen menjadi USD6.4 miliar (Rp83,5 triliun) jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pencapaian ini membuat CEO Microsoft Satya Nadella mendapatkan banyak pujian dari para analis.

Menurut Fortune, perusahaan-perusahaan seperti Amazon dan Microsoft sedang berusaha keras untuk masuk ke industri komputasi cloud, seperti menjual storage dan kemampuan komputasi sehingga klien mereka tidak perlu lagi membeli dan memelihara perangkat data center mereka sendiri.
 
Pada analis setuju, layanan komputasi cloud dari Amazon adalah pemimpin di pasar cloud jika dilihat dari jumlah data yang tersimpan dan sumber daya komputasi yang mereka berikan pada klien-klien mereka. Pada kuartal lalu, sekilas, Microsoft memiliki pendapatan dari cloud yang lebih besar dari Amazon, yang berhasil mendapatkan USD2.89 miliar (Rp27,7 triliun) dari bisnis AWS.
 
Namun, unit "intelligent cloud" Microsoft sebenarnya termasuk penjualan software cloud seperti Office 365 dan Dynamics 365 dan tidak sekadar layanan infrastruktur seperti data storage.
 
Perbandingan yang lebih tepat untuk layanan AWS adalah layanan komputasi cloud Azure dari Microsoft. Sayangnya, Microsoft tidak merilis laporan pendapatan yang diperoleh Azure. Mereka hanya menyebutkan, penjualan Azure meningkat 116 persen dari tahun lalu, tanpa memberikan angka pendapatan dari Azure.
 
Ketika seorang analis meminta Nadella untuk membandingkan strategi cloud Microsoft dengan Amazon, Nadella berkata, Microsoft lebih tertarik dengan layanan cloud hybrid, yang memungkinkan klien memanfaatkan layanan Microsoft dan juga tetap menggunakan data center mereka sendiri. 
 
Model hybrid cloud akan lebih menguntungkan perusahaan-perusahaan tua yang ingin memanfaatkan layanan cloud tapi juga perlu untuk menyimpan data-data tertentu dalam data center mereka sendiri untuk memenuhi persyaratan hukum yang ada. 
 
Seorang analis lain meminta Nadella untuk berkomentar tentang kerja sama antara Amazon dan VMware. Dengan kerja sama itu, Amazon dan VMware berhasil menawarkan layanan yang memudahkan pengguna untuk menggunakan layanan AWS dan data center mereka sendiri, selama ia masih menggunakan software VMware.
 
Tanpa menyebutkan nama, Nadella berkata bahwa dia telah melihat bahwa perusahaan-perusahaan lain mulai menawarkan layanan model hybrid cloud. "Kami menganggap hal ini sebagai validasi akan sesuatu yang telah kami pikirikan dari dulu," kata Nadella.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan