Pada laporan tersebut, kacamata cerdas karya perusahaan asal Amerika Serikat tersebut diklaim menjadi biang keladi dari penurunan pendapatannya. Snap menyebut mengalami kerugian hampir sebesar USD40 juta (Rp541 miliar) akibat Spectacles yang gagal terjual dan berujuang tertumpuk di gudang, lapor The Verge.
Tidak hanya akibat tumpukan yang gagal terjual, kerugian yang dialami divisi Spectacles juga diakibatkan oleh kewajiban pengembalian biaya yang harus diberikan Snap Inc kepada konsumen yang membatalkan pembeliannya. Dengan kata lain, jumlah Spectacles yang dibeli konsumen tidak sebanyak unit yang diprediksi Snap Inc, dan sejumlah pembeli mengembalikan kacamata cerdas tersebut.
Informasi yang mendetail itu mengonfirmasikan laporan yang dirilis oleh The Information pada bulan Oktober lalu. Laporan tersebut menyebut setelah menjual sebanyak 150 ribu unit, Snapchat kewalahan menghadapi tumpukan dari ratusan ribu unit Spectales yang tidak terjual, seperti yang diakui CEO Snap Inc, Evan Spiegel, pada bulan lalu.
Didukung oleh kampanye pemasaran viral yang memanfaatkan penghitungan waktu secara online untuk mengungkap lokasi mesin penjual kacamata atau Snapbot selanjutnya, produk ini dinilai tidak mendapatkan sambutan hangat saat dipasarkan melalui situs Amazon dan situs belanja online lainnya.
Memang, kegagalan Spectacles tidak separah Google Glass, tapi Spectacles tetap dinilai belum mampu mendorong industri teknologi beralih ke ranah perekaman video yang selalu aktif atau realitas teraugmentasi (AR). Snap Inc juga sempat dilaporkan tengah mengembangkan kacamata AR dengan dukungan fitur lebih lengkap. Namun The Infomation melaporkan bahwa Snap Inc telah membatalkan proyek tersebut karena menemui kesulitan dalam pengembangan hardware seperti Spectacles.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id