“Kami melihat ini sebagai peluang, juga peluang yang baik untuk Indonet. Kalau ada perusahaan yang investasi di Indonesia, itu dampaknya baik. Industri-industri lain pun merasakan dampak positifnya,” ujar Direktur Indonet Donauly Situmorang.
Donauly menambahkan bahwa Indonet tidak merasa terancam dengan kehadiran Microsoft, dan menyebut pihaknya melihat peluang kerjasama antara Indonet sebagai penyedia infrastruktur digital dengan Microsoft.
Sebab, lanjut Donauly, tidak ada kepastian perusahaan besar akan membangun data center sendiri saat masuk ke Indonesia, sehingga berpeluang menjadi pelanggan dari perusahaan penyedia data center di Tanah Air.
Pernyataan Donauly ini diamini oleh Direktur Utama Indonet Andy Rigoli, menyebut investasi besar yang digelontorkan Microsoft bisa mendatangkan kepercayaan untuk perusahaan besar lain. Rigoli menyebut pada awalnya sudah banyak perusahaan asing yang menanam investasi di Indonesia.
Kehadiran Microsoft di Tanah Air diyakini akan meningkatkan kepercayaan diri lebih banyak perusahaan, tidak hanya dari Amerika Serikat, tapi juga dari Eropa dan Asia untuk berinvestasi di pasar Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Indonet juga menyampaikan laporan pendapatannya selama tahun 2023 lalu. Indonet menyebut perusahaannya berhasil meraih laba bersih sebesar Rp253,26 miliar pada tahun lalu.
Pendapatan itu disebut Indonet lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2022, sebesar Rp186,17 miliar. Indonet juga menyebut laba bersih ini merupakan pencapaian tertinggi perusahaannya sejak tahun pendiriannya.
Indonet menyebut konsistensi dalam mengembangkan layanan sesuai kebutuhan digitalisasi di Indonesia sebagai faktor utama keberhasilannya. Indonet mengusung tiga pilar bisnis, yaitu Konektivitas, Cloud, dan Data Center.
Pada tahun 2024, Indonet menyampaikan komitmennya untuk menghadirkan layanan dengan one stop solutions, terfokus pada tiga pilar bisnis, serta menerapkan strategi digital yang sejalan dengan perkembangan dan tantangan ekonomi digital di Indonesia.
Indonet juga mengumumkan bahwa anak perusahaannya, PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC), resmi meluncurkan pusat data kedua pada bulan Maret 2024 lalu. EDGE2 mengutamakan latensi rendah dan konektivitas tinggi, serta dilengkapi dengan empat fiber point lebih efektif dalam mendukung interkonektivitas dan redundansi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News