Sebelum ini, Uber dan Jump telah bekerja sama selama dua bulan untuk mengintegrasikan layanan bike-sharing di aplikasi Uber. Tampaknya, program percobaan tersebut berjalan dengan lancar sehingga kini, Jump akan menjadi bagian Uber.
Keputusan Uber untuk mengakuisisi Jump juga menunjukkan bahwa perusahaan ride-hailing itu tengah bersiap untuk masuk ke industri baru, yang memiliki sekumpulan tantangan dan kesulitan tersendiri.
Sayangnya, Uber tidak mengumumkan jumlah yang yang mereka berikan untuk mengakuisisi Jump. Seperti yang disebutkan oleh TechCrunch minggu lalu, Jump mempertimbangkan penawaran dari Uber senilai USD100 juta (Rp1,4 triliun) atau menerima kucuran dana segar dari pihak lain. Meskipun persaingan ketat, Uber akhirnya menang.
Dalam sebuah blog post, CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan bahwa akuisisi ini akan membantu misinya untuk "menyatukan berbagai moda transportasi di dalam aplikasi Uber -- sehingga Anda bisa memilih moda yang paling cepat atau paling terjangkau untuk sampai di tempat tujuan Anda, tidak peduli apakah itu Uber, atau sepeda atau kereta dan lain sebagainya," katanya.
Dengan akuisisi ini, Uber mendapatkan akses ke 12 ribu sepeda dengan GPS milik Jump. Belasan ribu sepeda itu ada di enam negara, yang menunjukkan bahwa jaringan Jump sudah cukup besar.
Dengan dana dari Uber, Jump bisa berkembang lebih cepat. Sementara itu, akuisisi ini akan membantu Uber masuk ke layanan moda transportasi lain.
Sayangnya, Uber justru tidak lagi bisa digunakan di Indonesia. Divisi Uber di Asia Tenggara telah diakuisisi oleh Grab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id