XL Axiata dan Universal Music dinilai Yonder sebagai kunci utama mereka dalam menghadirkan investasi di pasar Indonesia. Selain itu, Yonder juga menyebut bahwa proses negosiasi yang dilakukan ketiga perusahaan tersebut telah melampaui batas waktu yang ditetapkan.
Dalam pengumumannya, selain meminta maaf kepada pelanggannya, Yonder mengaku tengah mencari cara agar tetap dapat menghadirkan pengalaman mendengarkan musik menyenangkan kepada pelanggannya.
Namun, penutupan hingga batas waktu tidak ditentukan ini diakui Yonder tidak menghapuskan semangatnya untuk kembali merambah pasar Indonesia.
Yonder berjanji menemukan opsi lain terkait kemitraan yang memberikannya peluang kembali ke pasar Indonesia. Sebab Yonder meyakini bahwa Indonesia merupakan pasar strategis untuk layanan streaming.

Dengan dukungan tim hebat di Indonesia, Yonder mengaku optimis layanannya akan dapat menghadirkan pengalaman terbaik untuk pasar Indonesia saat kembali nanti.
Tidak hanya di Indonesia, kegagalan mencapai kesepakatan dengan Axiata juga mempengaruhi kerja sama Yonder di negara lain lokasinya beroperasi, termasuk Malaysia, Bangladesh, Sri Lanka, dan Nepal.
Sebagai informasi, Yonder merambah pasar Indonesia pada bulan Mei 2016 lalu, menggandeng XL Axiata sebagai mitra eksklusif. Berkat kemitraan ini, jumlah pengguna Yonder di Indonesia terdongkrak mencapai 1,8 juta orang per Februari 2018 tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Bali.
Sejak pengumuman resmi penghentian layanannya di sejumlah negara tersebut, aplikasi Yonder tidak lagi dapat diakses ataupun diunduh oleh pengguna via Google Play dan App Store.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News