Pada bulan Mei lalu, Snap Inc dilaporkan mengalami kerugian sebesar USD2,2 miliar (Rp9,3 triliun) pada kuartal pertama tahun 2017 ini. Penurunan tersebut berpengaruh pada valuasi saham Snap Inc, menjadi di bawah USD20 miliar (Rp266 triliun).
Kuartal kedua juga dilaporkan mengalami nasib serupa, setelah Instinet melaporkan dengan pada dua bulan pertama kuartal tersebut, jumlah unduh aplikasi Snapchat mengalami penurunan sebesar 22 persen, jika dibandingkan dengan jumlah di periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Mengalami pertumbuhan nilai dari USD800 juta (Rp10,6 triliun) pada Juni 2013 menjadi USD23 miliar (Rp306 triliun) saat ini, penurunan jumlah unduh tersebut dinilai tidak biasa. Pada sekuensial berbasis bulan, jumlah unduh meningkat dari enam persen selama kuartal pertama, namu menurun sebesar dua pertiga selama kuartal dua.
Selama periode tersebut, pengguna iPhone dilaporkan menjadi penyebab terbesar penurunan yang dialami Snapchat tersebut, yaitu sebesar 40 persen. Salah satu analis menyebut penurunan yang dialami Snapchat ini akibat Facebook, Instagram dan aplikasi pesan instan lain meniru fitur yang ditawarkannya, terutama fitur Stories.
Hal ini memungkinkan pengguna melihat rangkaian video atau foto yang digabungkan ke dalam bentuk Story, yang dapat bertahan selama 24 jam.
Fitur lain yang ditiru oleh aplikasi pesan lainnya adalah lensa, yang memungkinkan pengguna memotret diri dan mengubah wajah menjadi berbagai bentuk dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id