Vendor smartphone asal Taiwan tersebut mengatakan bahwa mereka telah membantu pembentukan Virtual Reality Venture Capital Alliance, sebuah konsorsium yang terdiri dari 28 perusahaan modal ventura yang akan melakukan investasi untuk pengembangan VR.
Konsorsium ini terdiri dari perusahaan modal ventura yang cukup ternama, termasuk pemodal awal Google dan Apple, Sequioa Capital, Matrix Partners dan 500 Startups.
"Ini adalah pertama kalinya modal ventura populer saling bekerja sama untuk mendorong munculnya industri baru dan bukannya mencari perusahaan terbaik untuk mereka sendiri," kata Regional Head in China, HTC, Alvin Graylin dalam sebuah pernyataan resmi.
Seperti yang disebutkan oleh CNET, kali ini bukan pertama kalinya HTC mencoba untuk masuk ke industri VR. Sebelum ini, HTC juga telah bekerja sama dengan Valve untuk mengembangkan headset VR, Vive, yang telah diluncurkan di bulan April lalu. Ketika itu, perusahaan asal Taiwan ini juga menyiapkan USD100 juta (Rp1,3 triliun) untuk membantu pengembangan konten VR.
HTC bukan satu-satunya perusahaan yang menunjukkan ketertarikan dengan industri VR meski perusahaan lain tidak menunjukkan ketertarikan mereka segamblang HTC.
Di 2014, Facebook membeli Oculus VR seharga USD2 miliar (Rp26,35 triliun), meski sejak saat itu, mereka belum mengumumkan berapa banyak uang yang telah mereka keluarkan untuk mendorong tumbuhnya industri VR.
Google dan Sony juga telah membuat perangkat VR milik mereka sendiri. Google telah membuat Cardboard, perangkat VR mobile dengan harga yang sangat terjangkau dan sekarang mulai mengembangkan Daydream. Sementara Sony telah membuat PlayStation VR. Sayangnya, keduanya tidak menyebutkan berapa banyak dana yang mereka habiskan untuk proyek VR milik mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id