Orang yang sering menggunakan media sosial dikhawatirkan memiliki pemikiran dangkal. (AFP / JONATHAN NACKSTRAND)
Orang yang sering menggunakan media sosial dikhawatirkan memiliki pemikiran dangkal. (AFP / JONATHAN NACKSTRAND)

Media Sosial Membuat Kita Berpikiran Dangkal?

Ellavie Ichlasa Amalia • 28 Maret 2016 09:12
medcom.id: Di tahun 2010, Nicholas Carr berusaha untuk memperingatkan masyarakat akan bahaya penggunaan internet dalam bukunya, The Shallows.
 
Satu hal yang menjadi kekhawatiran Carr adalah penggunaan media sosial akan membuat orang-orang berpikiran dangkal. Hal ini akan mengurangi kemampuan masyarakat untuk melakukan introspeksi atau kontemplasi.
 
Tidak semua orang percaya dengan argumen Carr, tapi, sepasang psikolog asal Kanada, Logan Annisette dan Kathryn Lafrenier dari University of Windsor, memutuskan bahwa pemikiran Carr cukup menarik untuk diteliti.

Dalam laporan berjudul Personality and Individual Differences, kedua psikolog tersebut menyebutkan bahwa pendapat Carr memang ada benarnya.
 
Pacific Standard melaporkan, dalam sebuah studi yang mengikutsertakan 149 mahasiswa Kanada, Annisette dan Lafrenier menemukan bahwa responden yang sering mengirimkan SMS atau menggunakan media sosial lebih jarang melakukan introspeksi diri.
 
Selain itu, para responden yang sering menggunakan media sosial juga juga cenderung menunjukkan tujuan hidup yang relatif dangkal, yang menunjukkan bahwa tujuan mereka tidak lebih dari sekadar popularitas.
 
Meskipun hasil laporan ini bukanlah sesuatu yang pasti, ia tetap menimbulkan sebuah kekhawatiran, terutama bagi orang-orang yang masih duduk di bangku sekolah atau perkuliahan, yang merupakan waktu saat tujuan hidup seseorang terbentuk.
 
Dalam studi ini, 129 partisipan akan melaporkan jumlah SMS rata-rata yang mereka kirimkan dan terima setiap minggunya. Selain itu, mereka juga melaporkan berapa sering mereka menggunakan Facebook, Twitter dan Instagram dan berapa lama waktu yang mereka habiskan saat menggunakan media sosial tersebut.
 
Setelah itu, para partisipan akan diminta untuk mengikuti tes yang didesain untuk menunjukkan karakteristik pribadi seseorang, tujuan hidup mereka dan apakah mereka sering melakukan introspeksi diri.
 
Para responden diminta untuk menjawab pertanyaan seperti "Saya suka memikirkan arti dari segala sesuatu" dengan jawaban "sangat setuju" hingga "sangat tidak setuju".
 
"Sesuai dengan hipotesa pada The Shallows, tingkat keseringan melakukan refleksi diri merupakan faktor penentu dalam tingkat penggunaan media sosial," tertulis dalam laporan tersebut. Para murid yang sering mengirimkan SMS atau menggunakan media sosial lebih mementingkan tujuan hidup yang dangkal secara moral, yaitu tujuan hidup yang identik dengan "image dan hedonisme".
 
Annisette dan Lafrenier juga menyebutkan bahwa tidak tertutup kemungkinan orang-orang yang memiliki pemikiran dangkal lebih tertarik untuk menggunakan media sosial.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan