Sebelumnya, Samsung membatasi kemampuan pengisian daya pada sejumlah unit Galaxy Note 7 hingga 60 persen serta menghentikan kemampuan ini pada perangkat di pasar Amerika Serikat, seperti yang dilaporkan oleh GSM Arena.
Samsung juga melaporkan, mereka telah mengambil kembali sekitar 97 persen unit Galaxy Note 7, meski sejumlah pemilik perangkat ini masih enggan untuk mengembalikan ponsel mereka kepada perusahaan asal Korea Selatan tersebut.
Keputusan menghentikan kemampuan pengisian daya sepenuhnya pada akhir bulan Maret tersebut diambil Samsung dengan tujuan untuk melindungi pengguna. Samsung juga mengambil keputusan serupa di sejumlah negara, termasuk membatasi konektivitas jaringan Galaxy Note 7.
Galaxy Note 7 menjadi salah satu kegagalan Samsung dalam merancang perangkatnya, menyebabkan raksasa teknologi ini harus menarik kembali phablet terbarunya tersebut dari pasar. Akibat penarikan ini, Samsung harus menghadirkan lebih banyak Galaxy S7 Edge sebagai unit pengganti.
Melalui peluncuran smartphone terbarunya, Galaxy S8 dan Galaxy S8+, Samsung diharapkan tidak akan mengulangi kisah yang sama seperti yang dialami Galaxy Note 7. Dua ponsel cerdas Samsung tersebut dilaporkan akan hadir dengan ukuran layar 5,8 inci dan 6,2 inci, serta dengan aspek rasio 18:9.
Duo Samsung Galaxy S8 yang akan resmi meluncur pada 29 Maret mendatang tersebut juga akan dibekali dengan sensor pemindai sidik jari yang dikonfirmasikan keberadaannya dalam video berdurasi singkat. Sensor pemindai sidik jari ini tidak lagi akan dapat ditemukan pada bagian depan perangkat, melainkan pada bagian belakang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
