Aktivis yang melakukan protes.
Aktivis yang melakukan protes.

Sampah Elektronik Bunuh 1,7 Juta Anak Setiap Tahun

Ellavie Ichlasa Amalia • 07 Maret 2017 12:21
medcom.id: Sebanyak 1,7 juta anak-anak berumur di bawah 5 tahun mati karena terekspos pada polusi menurut 2 laporan yang diunggah oleh WHO (World Health Organization) kemarin.
 
Menurut laporan tersebut, lebih dari 25 persen kematian dari anak di bawah umur 5 tahun disebabkan oleh polusi lingkungan, seperti polusi udara, air yang tidak bersih, dan sanitasi yang buruk.
 
Laporan pertama menyebutkan, beberapa penyebab kematian terbesar pada anak -- diare, malaria dan pneumonia -- dapat dicegah dengan memberikan akses ke air bersih dan alat memasak yang bersih dan metode lain untuk mengurangi polusi di lingkungan. Sementara laporan kedua menjelaskan secara detail dampak polusi lingkungan pada tingkat kematian anak, lapor The Verge.

"Lingkungan yang tercemar adalah lingkungan yang berbahaya -- khususnya untuk anak-anak," ujar Director General WHO, Margaret Chan dalam sebuah pernyataan resmi. "Organ dan kekebalan tubuh mereka yang sedang berkembang, tubuh dan saluran pernafasan yang kecil, membuat mereka terancam oleh air dan udara kotor."
 
Menurut laporan WHO kedua, sebanyak 570 ribu anak di bawah umur 5 tahun meninggal setiap tahun akibat infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh polusi udara, baik di luar ataupun di dalam ruangan dan menghirup asap rokok perokok alias menjadi perokok pasif. Sementara itu, 361 ribu anak mati karena diare yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk dan akses yang terbatas ke air bersih yang aman untuk diminum.
 
Sebanyak 270 ribu anak mati dalam satu bulan pertama dari penyakit yang bisa dicegah melalui sanitasi yang lebih baik, akses ke air bersih dan pengurangan polusi udara. Sementara 200 ribu kematian lainnya dapat dicegah dengan pengendalian nyamuk dan pengaturan air bersih.
 
Laporan dari WHO juga menjelaskan tentang efek jangka panjang dari polusi lingkungan pada kesehatan anak. Anak-anak yang terekspos pada polusi dan menjadi perokok pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia dan masalah pernafasan kronis, seperti asma.
 
Semakin banyaknya sampah elektronik dari smartphone dan perangkat elektronik lain yang dibuang dapat mengekspos anak pada racun yang dapat mengurangi kecerdasan, masalah paru-paru dan kanker. Sementara volume sampah elektronik diperkirakan akan mencapai 50 juta metrik ton pada 2018, naik 19 persen dari 2014.
 
Untuk mengurangi dampak buruk dari polusi lingkungan pada anak, WHO telah meminta pada para pemerintah untuk mengurangi polusi udara, melindungi wanita hamil dari asap rokok dan menyediakan air bersih dan sanitasi yang baik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan