Bisnis wearable terlihat menarik. Karena itu, mereka mengakuisisi perusahaan elektronik asal Prancis, Withings pada 2016. Satu tahun kemudian, nama perusahaan diubah menjadi Nokia Health.
Sayangnya, selama satu tahun belakangan, industri wearable tidak menunjukkan pertumbuhan. Dalam sebuah pernyataan resmi, Nokia mengaku bahwa mereka akan mempertimbangkan kembali strategi mereka, seperti yang disebutkan oleh TechCrunch.
"Nokia mengumumkan bahwa kami telah melakukan peninjauan strategi untuk bisnis Digital Health," kata Nokia dalam pernyataan resmi.
"Tinjauan strategis dari bisnis Digital Health ini mungkin akan berakhir dengan transaksi atau perubahan lainnya. Pengumuman selanjutnya tentang bisnis Digital Health akan dibuat pada waktu yang tepat."
Dalam jangka pendek, itu artinya, Nokia akan merumahkan setidaknya 425 orang di Finlandia, lapor Reuters. Memang, angka itu tidak banyak jika dibandingkan dengan 6.300 orang yang Nokia pekerjakan di negara asalnya atau total pekerja Nokia di dunia, yang mencapai 103 ribu orang.
Nokia sempat merajai pasar ponsel. Namun, mereka gagal mengikuti revolusi smartphone. Mereka menjual divisi ponsel mereka ke Microsoft, yang pada akhirnya mematikan bisnis tersebut. Memang, smartphone Nokia masih ada hingga kini. Namun, ponsel itu tidak lagi dibuat oleh Nokia, tapi oleh HMD, perusahaan yang memegang lisensi merek Nokia.
Sayangnya, kini, pasar wearable tidak lagi tumbuh, memaksa perusahaan-perusahaan yang bekerja di bidang tersebut untuk berhenti membuat wearable atau menjual divisi wearable ke perusahaan lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News