Sementara itu, perkembangan teknologi yang pesat serta semakin banyaknya perusahaan yang melakukan transformasi digital yang terjadi saat ini mendorong kebutuhan akan data scientist di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia, seperti yang diungkap oleh Head of Business Data Platform Grab Ainun Najib.
"Demand data scientist di Indonesia tinggi, tapi shortage supply. Sebenarnya tak cuma di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Ada lonjakan demand untuk data scientist, termasuk akibat hype yang terjadi di masyarakat soal data scientist. Tapi supply terbatas karena slow respon dari supplier, termasuk ranah pendidikan," ujar Ainun.
Menurut laki-laki yang akrab disapa Ainun tersebut, kemampuan yang dimiliki oleh data scientist terbentuk oleh pendidikan. Sementara, untuk saat ini pendidikan, khususnya di Indonesia, masih belum memiliki kurikulum yang mendukung perkembangan calon data scientist.
Meskipun demikian, lanjut Ainun, sejumlah pihak yang menyadari hal ini berinisiatif membantu menjembatani celah yang ada, dengan menghadirkan platform edukasi alternatif salah satunya via kursus online. Ainun percaya bahwa saat ini akademisi Indonesia tengah berupaya mempersiapkan kurikulum pendukung.
Sementara itu, Grab mengaku mengatasi permasalahan terkait kekurangan sumber daya data scientist di Indonesia ini melalui kerja sama dengan data scientist dari luar Indonesia. Namun saat ini, Ainun menyebut Grab kini lebih terfokus dalam menemukan bakat terbaik untuk mendukungnya dalam menghadirkan layanan terbaik untuk mitra dan pelanggan.
Salah satu upaya Grab untuk menemukan bakat tersebut, dengan menjadi perusahaan terbaik di berbagai sisi, termasuk lingkungan kerja. Sebab Ainun mengaku meyakini bahwa perusahaan yang terbaik akan mampu menarik perhatian bakat terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id