Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, dalam kesempatan tersebut menekankan bahwa AI memiliki potensi besar sebagai "game changer" yang mampu menurunkan biaya produksi, meningkatkan produktivitas, dan memperluas akses teknologi, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berbagai contoh implementasi AI di berbagai sektor turut dipaparkan, mulai dari analisis kebutuhan pelanggan hingga pengembangan chatbot layanan.
Selain AI, kolaborasi lintas sektor juga menjadi fokus utama diskusi. Hermawan Kartajaya dari MCorp menyampaikan pentingnya adaptasi dan sinergi antar berbagai pihak. Mantan Menteri Dahlan Iskan turut menekankan perlunya standardisasi kualitas produk nasional guna meningkatkan posisi tawar di pasar global. Kolaborasi ini dianggap sebagai modal utama dalam membangun citra daerah dan menarik investasi.
Strategi pemasaran dan city branding modern turut dibahas, termasuk pembangunan brand image yang konsisten dan berkelanjutan, digitalisasi perizinan, dan pemanfaatan big data untuk pengambilan keputusan. Beberapa bupati dan kepala dinas mempresentasikan roadmap pembangunan daerah masing-masing, dengan integrasi teknologi AI dan partisipasi masyarakat.
Dalam konteks ketahanan bisnis lokal, Irene Umar, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, menyampaikan bahwa adaptasi, kolaborasi, dan konsistensi adalah faktor penentu bagi UMKM agar dapat bertahan dan memberikan nilai tambah di tengah keterbatasan.
Sebagai bentuk apresiasi, SMW 2025 juga memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh, korporasi, akademisi, dan lembaga publik yang dinilai berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pemasaran berbasis dampak positif di Jawa Timur.
Kategori penghargaan meliputi Industry Marketing Champion, Entrepreneurial Marketing Campus dan Corporate for Impact, serta Public Service for Impact.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News