Meskipun hanya 0,25% pengguna bisnis Kaspersky di Indonesia yang terkena ancaman ini, persentase yang terkesan kecil ini merupakan hal yang umum untuk ransomware. Hal ini dijelaskan oleh fakta bahwa penyerang seringkali tidak mendistribusikan malware jenis ini secara massal, melainkan memprioritaskan target bernilai tinggi, yang mengurangi jumlah keseluruhan insiden. Persentase ini juga menunjukkan sedikit peningkatan dari 0,23% pada periode yang sama tahun lalu.
Kaspersky juga mengungkapkan lima keluarga ransomware teratas yang mengincar perusahaan di Asia Tenggara, yaitu: Trojan-Ransom.Win32.Wanna, Trojan-Ransom.Win32.Gen, Trojan-Ransom.Win32.Crypmod, Trojan-Ransom.Win32.Crypren, dan Trojan-Ransom.Win32.Encoder.
Trojan jenis ini memodifikasi data di komputer korban sehingga tidak dapat digunakan, atau mencegah komputer berjalan semestinya. Setelah data "disandera", pengguna akan menerima permintaan tebusan untuk mengembalikan akses.
Awal tahun ini, Kaspersky juga mengungkapkan bahwa organisasi di Indonesia menghadapi rata-rata 157 upaya ransomware per hari sepanjang tahun 2024, dengan total 57.554 serangan yang berhasil diblokir oleh solusi keamanan siber Kaspersky.
Defi Nofitra, Country Manager untuk Indonesia di Kaspersky, mengomentari bahwa munculnya kelompok ransomware berbasis AI seperti FunkSec merupakan sinyal jelas tentang masa depan lanskap ancaman siber Indonesia.
"Dengan menggunakan kode yang dihasilkan AI dan mengadopsi taktik berbiaya rendah dan bervolume tinggi, kelompok-kelompok ini tidak hanya melampaui operator ransomware tradisional tetapi juga memperluas jangkauan mereka ke sektor-sektor penting seperti pemerintahan, keuangan, teknologi, dan pendidikan," ujarnya.
Ia menambahkan, kita menyaksikan transformasi dalam ancaman siber dengan munculnya ransomware 3.0 berbasis AI. Serangan kini lebih cepat, lebih canggih, dan kurang terprediksi. Memastikan bahwa investasi dalam perlindungan holistik tidak lagi dipandang sebagai biaya tambahan, tetapi sebagai strategi inti untuk melindungi pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.
"Perusahaan-perusahaan di Indonesia harus menyadari bahwa kesiapsiagaan terhadap ancaman digital merupakan pondasi utama untuk menjaga keberlangsungan bisnis di era ekonomi digital."
Untuk tetap terlindungi dari serangan ransomware, para ahli Kaspersky menyarankan organisasi untuk mengaktifkan perlindungan ransomware untuk semua titik akhir, selalu memperbarui perangkat lunak, fokus pada deteksi pergerakan lateral dan pencurian data, serta menyiapkan cadangan offline.
Selain itu, instal solusi anti-APT dan EDR, berikan tim SOC akses ke intelijen ancaman terbaru, dan gunakan informasi Intelijen Ancaman terkini. Kaspersky juga merekomendasikan penggunaan solusi dari lini produk Kaspersky Next yang menyediakan perlindungan waktu nyata dan kemampuan investigasi untuk berbagai skala dan industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id